Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih menjaga suku bunga acuan di level terendahnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2022.
“Masih flat di 3,5% untuk suku bunga acuan. Kami belum melihat alasan kuat BI untuk menaikkan suku bunga acuan dalam RDG Mei ini,” tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id, Minggu (22/5).
Menurut Faisal, langkah BI untuk menahan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini didasarkan pada beberapa kondisi. Pertama, kondisi inflasi yang diperkirakan menurun pasca momen Ramadan dan Lebaran.
Kedua, tekanan pergerakan nilai tukar rupiah yang bersifat sementara. Memang, selama beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah nampak tertekan karena ada aliran modal asing yang hengkang dan larangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya selama hampir satu bulan.
Baca Juga: Pasar Menanti Hasil RDG BI, IHSG Berpeluang Melanjutkan Penguatan
Namun, pemerintah memutuskan untuk kembali membuka keran ekspor CPO pada Senin (23/5) sehingga ini akan membuka potensi masuknya dana asing pada Juni 2022. “Selain itu, pelemahan rupiah kemarin sejalan juga dengan pola musiman ada pembayaran dividen di Mei 2022 dan Juni 2022,” tambah Faisal.
Ketiga, Neraca Transaksi Berjalan masih membukukan surplus sebesar US$ 0,2 miliar atau setara 0,1% Produk Domestik Bruto (PDB). Kinerja positif ini ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap kuat, seiring dengan harga ekspor komoditas global yang masih tinggi dan peningkatan harga minyak dunia.
Nah, Faisal meramal BI baru akan mengerek suku bunga acuan pada semester II-2022. Ini seiring dengan inflasi inti yang diperkirakan naik pada paruh kedua tahun ini sejalan pelonggaran PPKM dan naiknya aktivitas ekonomi secara substansi.
Untuk besarannya, Faisal memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) hingga 75 bps pada paruh kedua tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News