kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank Mandiri Masih Optimistis Cadangan Devisa Bakal Lebih Tambun pada Akhir 2022


Kamis, 07 April 2022 / 17:36 WIB
Bank Mandiri Masih Optimistis Cadangan Devisa Bakal Lebih Tambun pada Akhir 2022
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang rupiah dan dolar Amerika di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (7/3). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/18.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa menurun pada Maret 2022. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada bulan tersebut sebesar US$ 139,1 miliar atau turun 1,62% mom dari posisi Februari 2022 yang sebesar US$ 141,4 miliar. 

Meski ada penurunan tersebut, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman masih optimistis ada potensi peningkatan cadangan devisa di akhir tahun 2022.  “Kami memperkirakan cadangan devisa pada akhir tahun 2022 bisa berada di kisaran US$ 147 miliar hingga US$ 159 miliar,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (7/4). 

Bila merunut catatan BI, perkiraan Bank Mandiri ini melebihi capaian cadangan devisa pada akhir tahun 2021 yang sebesar US$ 144,9 miliar. 

Nah, potensi tambunnya cadangan devisa pada akhir tahun ini seiring dengan masih tingginya harga komoditas global sebagai imbas konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Tingginya harga komoditas ini kemudian memberi kesempatan bagi neraca perdagangan barang untuk kembali surplus. 

Baca Juga: BI Masih Optimistis akan Prospek Cadangan Devisa ke Depan

Walaupun, memang Faisal memperkirakan surplus neraca perdagangan barang pada tahun ini tak akan sejumbo pada tahun sebelumnya seiring dengan aktivitas impor yang bakal mengejar aktivitas ekspor, karena peningkatan aktivitas ekonomi dalam negeri. 

Akan tetapi, Faisal mengingatkan ada risiko pada pasar keuangan domestik. Pasalnya, pasar keuangan ini akan menghadapi risiko yang bisa membayangi prospek masuknya aliran modal asing (capital inflow). 

Risiko ini seiring dengan konflik Rusia dan Ukraina yang kemudian membuat para investor lebih memilih untuk menanamkan modal ke instrumen yang dianggap aman, serta normalisasi kebijakan moneter global yang lebih agresif daripada yang diperkirakan sebelumnya.  “Ini bisa mendorong hengkangnya aliran modal asing dari investasi portofolio di pasar Indonesia,” jelas Faisal. 

Namun, Fasial masih melihat titik terang terkait prospek investasi. Ini datang dari investasi asing langsung yang berpotensi untung karena investasi di sektor pertambangan dan perkebunan menjadi favorit para penanam modal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×