Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah bertengger di level Rp 14.267 per dollar AS, melemah dibanding hari sebelumnya sebesar Rp 14.168 per dollar AS.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 5.498,54, melanjutkan pelemahannya dan anjlok lebih dari 2% di akhir perdagangan kemarin.
Baca Juga: Dipakai Buat Bayar Utang dan Intervensi Rupiah, Cadangan Devisa Turun
Risiko masih tinggi
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melihat risiko cadev ke depan masih tinggi. Di satu sisi, sikap moneter bank sentral AS, The Fed yang lebih dovish. Tambah lagi, potensi inflasi negara kita yang rendah tahun ini. Itu semua membuat aset keuangan Indonesia masih relatif menarik.
Namun, risiko yang berasal dari pertumbuhan global yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya, harga komoditas yang stagnan, dan peningkatan kekhawatiran wabah Covid-19 akan mengganggu ekspor dan sektor pariwisata Indonesia.
Baca Juga: Commonwealth berbagi strategi investasi di tengah penurunan IHSG
"Hal tersebut juga memberikan ketidakpastian dan volatilitas yang lebih tinggi ke pasar keuangan," kata Andry kepada KONTAN.
Andry memperkirakan, rata-rata kurs rupiah tahun ini terdepresiasi ke level Rp 14.296 per dollar AS dibandingkan dengan tahun lalu Rp 13.866 per dollar AS.
Selain itu, defisit transaksi berjalan alias current account defisit (CAD) pada tahun ini akan meningkat ke 2,88% dari produk domestik bruto (PDB). Tahun lalu, CAD berada di angka 2,72% dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News