kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank Dunia: pertumbuhan 2013 sama dengan 2012


Senin, 18 Maret 2013 / 20:49 WIB
Bank Dunia: pertumbuhan 2013 sama dengan 2012
ILUSTRASI. Reusable Cotton Pads


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 akan sama dengan tahun lalu. Berdasarkan hasil kajian Bank Dunia, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun ini akan tumbuh 6,2%. Sementara untuk 2014, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan mencapai 6,5%.

Meski ekonomi tumbuh lumayan tinggi, pemerintah tetap harus berhati-hati dalam merilis kebijakannya. Sebab, meski berada dalam tren yang positif, pertumbuhan tersebut rawan terkena koreksi. Ancaman inflasi yang semakin tinggi, serta melesetnya sejumlah asumsi makro seperti harga minyak, akan menjadi ancaman utama pertumbuhan.

Bank Dunia menilai, meningkatnya angka inflasi akan menyebabkan melemahnya daya beli masyarakat. Bank Dunia memprediksi inflasi akan bergerak mendekati batas atas yang sudah ditetapkan pemerintah tahun ini, yaitu 5,5%. Penyebabnya adalah karena pertumbuhan kredit, permintaan dalam negeri yang tinggi, dan tekanan dari pendorong biaya lumayan tinggi.

Padahal, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh tingkat konsumsi domestik yang tinggi. Jim Brumbey, Ekonom Bank Dunia, mengatakan, lemahnya daya beli juga bisa menyebabkan nilai investasi di Indonesia turun. "Selama ini investasi telah didorong oleh pertumbuhan konsumsi dalam negeri yang tinggi," ujar Jim, Senin (18/3). Padahal menurutnya investasi sangat penting bagi peningkatan angka produksi nasional. Kondisi itu akan semakin buruk bila Bank Indonesia mengetatkan kebijakan moneternya.

Untuk itu, Bank Dunia mendorong pemerintah untuk mengeluarkan sejumlah kebijakan yang mendukung investasi serta kemampuan konsumsi masyarakat. Salah satunya adalah dengan meningkatkan investasi di bidang infrastruktur. Pasalnya, selama ini investasi di bidang infrastruktur yng dilakukan Indonesia dinilai masih kecil. Padahal hal tersebut sangat penting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jim menjelaskan, salah satu alasan mengapa investasi di bidang infrastruktur penting, karena proses urbanisasi di Indonesia  sangat cepat. Hal ini membuat mayoritas penduduknya hidup di daerah perkotaan. "Bangkitnya kota-kota di Indonesia merupakan kekuatan ekonjomi yang sangat besar," katanya. Keberadaan kota-kota itu juga yang menyebabkan meningkatnya lapangan kerja non-pertanian. Dari kota-kota itu, kemudian terbentuk pusat-pusat Industri yuang menyebabkan tersedianya lapangan pekerjaan.

Semakin banyak lapangan kerja yang terbentuk, maka akan meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini juga diperkirakan bisa menekan angka kemiskinan lebih cepat. Dalam catatan Bank Dunia, angka kemiskinan tahun 2012 menurun hingga 12,5%. Meski begitu tingkat kerentanan masih tinggi, dengan hampir 40% penduduk Indonesia hidup dengan tingkat konsumsi di bawah 1,5 kali garis kemiskinan nasional.  Pemerintah sebelumnya menargetkan angka kemiskinan bisa berkurang menjadi 10% pada tahun 2014.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×