Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memproyeksi sebanyak 220 juta penduduk Indonesia akan tinggal di kota-kota besar dan kecil pada tahun 2045.
Artinya, urbanisasi di Indonesia akan terus meningkat dari saat ini hanya setara 56% menjadi 70% dari total populasi secara keseluruhan pada tahun peringatan seratus tahun negara tersebut.
Baca Juga: Kebutuhan pendanaan infrastruktur hingga tahun 2024 mencapai Rp 6.445 triliun
Namun, laporan riset Bank Dunia bertajuk “Time To ACT: Realizing Indonesia’s Urban Potential” yang diluncurkan hari ini, Kamis (3/10), menunjukkan, laju urbanisasi Indonesia belum diimbangi dengan peningkatan pembangunan dan kesejahteraan yang sama cepatnya.
Berdasarkan laporan tersebut, Country Director World Bank for Indonesia and Timor-Leste Rodrigo Chaves mengatakan, untuk setiap kenaikan 1% dalam tingkat urbanisasi, peningkatan pendapatan per kapita Indonesia kalah besar dengan negara-negara berkembang lain di Asia Timur dan Pasifik.
“Meskipun sudah lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia tinggal di perkotaan, Indonesia tetap menjadi negara berpenghasilan menengah bawah,” ujar Rodrigo, Kamis (3/10).
Baca Juga: Bisnis kuliner mau ekspansi, manfaatkan hasil survei Nielsen ini
Setiap kenaikan 1% urbanisasi di Indonesia hanya mampu mengungkit 1,4% PDB per kapita. Daya ungkit tersebut jauh lebih kecil dibandingkan China yang setiap 1% kenaikan urbanisasinya mampu mengerek PDB per kapita hingga 3%.
Sementara, kenaikan 1% urbanisasi di kawasan Asia Pasifik dan Timur secara rata-rata mampu menaikkan PDB per kapita sebesar 2,7%.