Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Untuk kuartal I-2020, DBS menilai dari sisi investasi akan tumbuh dari kuartal I-2019. Alasannya, pada Januari-Maret 2019, terjadi Pemilu yang menyebabkan investor menahan modal untuk dialirkan ke Indonesia. Sementara, kuartal I-2019 arah kebijakan pemerintah sudah terbentuk.
Namun, dari sisi konsumsi, kemungkinan tidak sebesar di masa-masa pemilu. Untuk menjaga konsumsi dalam negeri, Masyita menilai belanja negara lewat program bantuan sosial (bansos) dapat menjadi vitamin untuk meningkatkan konsumsi masyarakat menengah ke bawah.
Baca Juga: Tertinggi 6,6%, ini lima bank yang menawarkan bunga deposito paling tinggi
Konsumsi kelas ekonomi menengah ke bawah dinilai dapat memberi dampak cepat kepada pertumbuhan ekonomi. “Karena proporsi pengeluaran konsumsi dari pendapatan atau gaji mereka tinggi, hampir semuanya dibelanjakan,” kata Masyita.
Masyita menambahkan dari sisi current account deficit (CAD), tahun depan, diprediksi akan membaik namun masih ada potensi melebar mengingat sentimen global bisa kapan saja terjadi atau bertambah.
Namun, langkah Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 1% di tahun ini sudah tepat yang bisa jadi penolong CAD. Proyeksi Maysita, CAD pada tahun 2020 berada di level 2,5%-3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: Bunga LPS turun, bunga deposito bank tertinggi 6,8%
Di sisi lain, impor diprediksi akan tertekan dan ekspor akan membaik karena perbaikan harga komoditas dan barang-barang ekspor lainnya. Sebab, tahun ini eskpor terkoreksi lantaran harga yang lebih rendah daripada tahun lalu, tapi secara volume relatif stagnan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News