kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.632   -12,00   -0,07%
  • IDX 8.076   31,88   0,40%
  • KOMPAS100 1.116   2,09   0,19%
  • LQ45 786   1,99   0,25%
  • ISSI 284   1,19   0,42%
  • IDX30 413   1,50   0,37%
  • IDXHIDIV20 469   1,34   0,29%
  • IDX80 123   0,48   0,39%
  • IDXV30 133   0,00   0,00%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Banjir Realokasi Pabrik Digital dari Tiongkok, Kemenperin Ungkap Tantangan Pajaknya


Kamis, 02 Oktober 2025 / 12:29 WIB
Banjir Realokasi Pabrik Digital dari Tiongkok, Kemenperin Ungkap Tantangan Pajaknya
ILUSTRASI. Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza (tengah). Wamenperin mengungkapkan bahwa Indonesia tengah menjadi tujuan relokasi sejumlah industri global, termasuk industri digital asal Tiongkok.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengungkapkan bahwa Indonesia tengah menjadi tujuan relokasi sejumlah industri global, termasuk industri digital asal Tiongkok. 

Fenomena ini dinilai sebagai peluang besar, namun juga membawa tantangan baru di bidang kebijakan fiskal.

Menurut Faisol, pergeseran peta ekonomi global dalam setahun terakhir tidak terlepas dari disrupsi geopolitik dan geoekonomi, serta kebijakan proteksionis Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump. 

Baca Juga: Geothermal Tawarkan Energi Stabil dan Peluang Ekonomi, Ini Penjelasannya

Salah satu langkah yang memicu perubahan besar ialah penerapan tarif impor super tinggi bagi negara-negara eksportir, termasuk Indonesia.

"Kita misalnya surplus dalam perdagangan dengan Amerika lumayan sekitar US$ 18 miliar dianggap tidak adil sehingga mereka atau Donald Trump menuntut agar kita membayar pajak atau biar masuk lebih tinggi untuk barang-barang yang kita ekspor," ujar Faisol dalam acara Taxplore UI 2025, Kamis (2/10).

Ia menambahkan, kebijakan tersebut tidak hanya menekan Indonesia, melainkan juga hampir semua negara eksportir ke Amerika. 

Dampak dari kebijakan proteksionisme itu, kata Faisol, turut mempercepat relokasi pabrik dari sejumlah negara, termasuk Tiongkok, ke negara-negara lain, salah satunya Indonesia.

"Dua tahun terakhir ini akan ada banyak relokasi pabrik salah satunya adalah industri digital ke Indonesia terutama dari Tiongkok," katanya.

Namun, Faisol mengingatkan bahwa kondisi tersebut membuka peluang, tetapi sekaligus menuntut Indonesia untuk meninjau kembali kebijakan, khususnya di bidang pajak dan fiskal.

"Ini selain peluang tetapi juga memberikan dampak kebijakan yang harus kita evaluasi kembali terutama terkait mengenai pajak atau fiskal kita," pungkas Faisol. 

Baca Juga: Presdir Freeport Sebut Pencarian Lima Pekerja Terjebak Longsor Masih Berjalan

Selanjutnya: Geothermal Tawarkan Energi Stabil dan Peluang Ekonomi, Ini Penjelasannya

Menarik Dibaca: Tips Memaksimalkan Harga Jual Emas Perhiasan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×