Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Hujan dan banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah jalan nasional, berupa lubang, gorong-gorong amblas, serta pondasi dan oprit jembatan mengalami kerusakan.
Kerusakan pun merata hampir di seluruh wilayah, mulai dari Pantura di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bengkulu, bahkan hingga Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara. Diperkirakan ada 5.500 lubang jalan rusak yang tersebar di wilyah tersebut.
"Pemerintah langsung menangani kerusakan jalan nasional lewat upaya tanggap darurat," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto, Kamis (29/1).
Penanganan tersebut seperti pemasangan rambu-rambu peringatan serta membentuk tim untuk melakukan penutupan lubang.
Djoko memastikan, perbaikan dengan aspal belum bisa dilakukan jika jalan masih tergenang air karena aspal tak akan menempel. "Kami menunggu air surut dan akan dikerjakan sampai jalan kering," ujarnya.
Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi dan menghitung panjang jalan yang rusak pada wilayah yang sudah kering.
Kendati begitu, Djoko memastikan, bahwa beberapa ruas jalan Pantura yang sudah menggunakan rigid pavement (beton) kerusakannya tak terlalu parah. "Dana penanganan sementara untuk perbaikan jalan ini mencapai Rp 510,32 miliar. Setelah penanganan sementara, nantinya akan dilakukan perbaikan permanen dan itu membutuhkan anggaran 1,517 triliun," katanya.
Menurut Djoko, tahun ini jalan Pantura menjadi yang kerusakan paling parah dan diluar prediksi sebelumnya. "Kerusakan jalan yang ditimbulkan juga cukup luas," katanya.
Selain Pantura, Manado pun kerusakannya dirasa cukup parah akibat banjir bandang yang terjadi dua pekan lalu karena ada sekitar 32 titik jalan rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News