Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah memperkirakan anggaran belanja negara pada 2026 akan meningkat menjadi sekitar Rp 3.800 triliun hingga Rp 3.820 triliun. Perkiraan tersebut meningkat 5,94% dari target dalam APBN 2025 sebesar Rp 3.621,3 triliun.
“Belanja negara sekitar (maksimal) 14,83% dari produk domestik bruto (PDB). Belanja APBN kita tahun depan itu sekitar Rp 3.800 triliun sampai Rp 3.820 triliun,” tutur Said kepada awak media, Selasa (22/7).
Meski demikian, bila dilihat secara rasio, belanja negara tahun depan yang disepakati dalam RAPBN tercatat turun menjadi kisaran 14,19% hingga 14,83% dari PDB. Lebih rendah dari kisaran target tahun ini sebesar 14,59% hingga 15,18% dari PDB dalam postur makro fiskal jangka menengah Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025.
Meski secara rasio menurun, Said membeberkan, perhitungan belanja tahun depan menggunakan PDB 2025, yang menjadi dasar perhitungan anggaran tahun depan. Sehingga perkiraan angka tersebut masih dalam proyeksi.
“Kalau posturnya (2026) diukur dulu dari PDB. Kalau 2024 PDB-nya Rp 22.130 triliun. Berapa sih pertumbuhan kita di 2025, nanti akan ketemu persentase PDB-nya berapa,” ungkapnya.
Baca Juga: Sasaran Indikator Pembangunan, Target Kemiskinan Ekstrem Naik Jadi 0,5% di RAPBN 2026
Ia menambahkan, belanja negara pada tahun depan, difokuskan untuk 7 Proyek Strategis Nasional (PSN) agar bisa dicapai. PSN tersebut diantaranya, PSN makan bergizi gratis (MBG), PSN sekolah rakyat, PSN Koperasi Merah Putih, PSN digitalisasi pendidikan, PSN kartu kesejahteraan, PSN kartu usaha afirmatif, dan PSN pengelolaan sampah terpadu.
Apabila dirinci, dari rasio belanja negara kisaran 14,19% hingga 14,83% dari PDB tersebut terdiri dari, belanja pemerintah pusat kisaran 11,41% hingga 11,94%, dan transfer ke daerah (TKD) kisaran 2,78% hingga 2,89% dari PDB.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Banggar DPR RI Marwan Cik Asan membeberkan, target pendapatan negara disepakati kisaran 11,71% hingga 12,31% dari PDB. Meski demikian, target tersebut tercatat lebih rendah dari target kisaran tahun ini di rentang 12,30% hingga 12,36% dari PDB, dalam postur makro fiskal jangka menengah Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025.
Adapun target pendapatan tersebut terdiri dari perpajakan kisaran 10,08%-10,54% dari PDB, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kisaran 1,63%-1,76% dari PDB, dan hibah kisaran 0,002%-0,003% dari PDB.
Selanjutnya, keseimbangan primer ditargetkan kisaran defisit 0,18% hingga 0,22% dari PDB, batas atasnya meningkat dari 2025 kisaran defisit 0,14% hingga 0,61% dari PDB dalam postur makro fiskal jangka menengah Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025.
Lalu, defisit RAPBN 2026 ditargetkan kisaran 2,48% hingga 2,52% dari PDB, batas bawahnya meningkat dari tahun lalu kisaran 2,29% hingga 2,82% dari PDB, atau dalam APBN 2025 sebesar 2,53% dari PDB. Terakhir, pembiayaan APBN ditargetkan kisaran 2,48% hingga 2,53% dari PDB.
Baca Juga: Sasaran Indikator Pembangunan, Target Kemiskinan Ekstrem Naik Jadi 0,5% di RAPBN 2026
Selanjutnya: Panja Banggar DPR Usulkan Hapus Kompensasi Listrik 3.500 VA ke Atas di Tahun 2026
Menarik Dibaca: Cryo Slimming Pro for Body: Solusi Nyaman Kurangi Lemak Tubuh dari Eva Mulia Clinic
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News