Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Wakil Bendahara Golkar, Bambang Soesatyo, menyatakan jika Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, telah salah mencomot menteri-menteri dalam membentuk kabinet awalnya. Tak tanggung-tanggung, Bambang pun menilai jika terpilihnya Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, itu hanya mewakili suku dan teman-temannya bangsanya (China).
Alhasil, seusai Bambang melihat background Mari, maka Anggota Komisi III itu menyatakan kewajarannya jika Mari lebih pro pada leluhurnya. Lanjutnya, yang berujung pada pembelian pesawat Merpati MA-60.
"Mari Elka itu diambil karena mewakili teman-teman Mari itu. Jadi kalau Mari itu lebih pro leluhurnya maka kita paham misalnya pembelian Merpati dan ACFTA," ujar Bambang dalam konferensi pers di Nusantara III, Kamis (19/5).
Menurut Bambang tampilan pemerintahan sekarang sangat bertolak belakang pada zamannya mantan Presiden ke-2 RI, Soeharto. "Menteri zaman Pak Harto beda kualitasnya sama menteri zaman sekarang pertimbangan memang kualitas bukan basa-basi. Kalau sekarang mengambil menteri bukan karena kualitas tapi jasa partai dan keterwakilan seperti suku, pribumi dan non pribumi," tegasnya.
Bahkan, Bambang menganggap pemerintahan dan menteri-menterinya di Kabinet Bersatu Jilid 2 itu ternyata tidak mengurangi kemiskinan dan pengangguran. "Apakah tingkat kemiskinan berkurang? Tidak? Pengangguran berkurang? Tidak," tambahnya.
Bagi Bambang ketidakberesan pemerintahan itu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Politisi Golkar itu. Ia mengaku ketika dirinya sedang berkampanye banyak masyarakat Indonesia yang berkeluh-kesah dengannya.
"Ini bukan hal yang mengejutkan, pada saat saya kampanye. Saya juga mendengar ada yang bilang 'Pak Bambang sekarang hidup itu lebih susah lebih nyaman ketika ada Pak Harto'. Saya melihat ini akumulasi kekecewaan masyarakat akan kepemimpinan saat ini dan ada kekeliruan mengenai pemilihan menteri-menteri," tutupnya.
Pernyataan Bambang Soesatyo ini ramai dibicarakan dalam berbagai jaring sosial. Walau banyak yang tidak puas dengan kinerja pemerintah sekarang ini, kebanyakan orang tidak setuju dan melihat pernyataan Bambang ini sangat rasis.
Sekadar informasi, ternyata kesuksesan Soeharto pun telah diakui Lembaga Survei Nasional Indo Barometer. Di mana Indo Barometer merilis era Soeharto ternyata lebih disukai dibanding kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam surveinya, Indo Barometer menanyakan pendapat publik mengenai kepemimpinan enam Presiden Indonesia yakni Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasilnya Soeharto yang paling disukai publik (36,5%), disusul SBY (20,9%), dan Soekarno (9,8%). Tak hanya itu, Soeharto pun dianggap yang paling berhasil (40,5%), disusul SBY (21,9%), dan Soekarno (8,9%). Hasil survei ini dipublikasikan di media pada Minggu (15/5) malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News