kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bahas pengendalian arus mudik, Jokowi usul ganti libur untuk Lebaran


Kamis, 02 April 2020 / 10:22 WIB
Bahas pengendalian arus mudik, Jokowi usul ganti libur untuk Lebaran
ILUSTRASI. Warga memandangi suasana di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Kementerian Perhubungan menunda larangan layanan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP) dan Pariwisata di Jakarta sampai ada hasil kajian


Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengusulkan penggantian hari libur nasional untuk hari raya Idul Fitri. Langkah tersebut sebagai salah satu upaya dalam mengendalikan arus mudik Lebaran nanti.

Pengendalian arus mudik Lebaran menjadi penting mengingat pergerakan orang bisa menjadi potensi penyebaran virus corona (Covid-19) saat ini. "Mungkin bisa dibicarakan memberikan fasilitas mudik pada hari pengganti tersebut. Mungkin di kemudian hari bisa," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Bogor, Kamis (2/3).

Jokowi minta skenario yang komprehensif terkait pembahasan arus mudik. Diharapkan kebijakan yang dihasilkan tidak bersifat sektoral tetapi menyentuh hulu, sisi pertengahan, juga hilir.

Baca Juga: Imbas virus corona, kru bus AKAP bakal terima BLT

Pemberian bantuan sosial dan stimulus ekonomi dapat dimanfaatkan bagi warga di hulu DKI Jakarta untuk bertahan. Sehingga dapat memilih menetap dan tidak melakukan mudik.

Pekerja harian dan sektor informal memang menjadi perhatian dalam mudik. Pasalnya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat kedua sektor tersebut kehilangan pendapatan.

"DKI sudah menyampaikan Rp 3,6 juta perlu dimasukkan dalam jaring pengaman sosial dan yang sudah diberikan oleh Provinsi DKI Jakarta Rp 1,1 juta, tinggal Rp 2,5 juta yang perlu segera kita siapkan untuk dieksekusi di lapangan," terang Jokowi.

Baca Juga: Ini 3 skenario pandemi virus corona mereda di Indonesia

Selain itu pembatasan pergerakan orang juga menjadi pembahasan disamping peningkatan penjagaan jarak aman. Peningkatan pengawasan dan pengendalian di daerah terutama desa juga bisa digerakkan.

Pemudik bisa masuk dalam pemantauan daerah. Jokowi juga menambahkan bahwa dana desa bisa digunakan untuk jaring pengaman sosial di desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×