Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan inflasi pada Februari 2025 masih tetap rendah.
Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef M Rizal Taufikurahman menduga, inflasi pada Februari 2025 akan mencapai 0,5% secara tahunan alias year on year (yoy).
Ia mengungkapkan, beberapa faktor utama yang menjaga inflasi tetap terkendali adalah kebijakan insentif tarif listrik sebesar 50% untuk daya tertentu, stabilitas harga komoditas pangan, serta koordinasi erat antara pemerintah dan Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Namun, menjelang bulan Ramadan yang diperkirakan akan berlangsung pada akhir Maret hingga awal April 2025, tekanan inflasi diprediksi meningkat akibat lonjakan permintaan masyarakat terhadap bahan pangan.
Rizal memperkirakan bahwa Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada April 2025 dapat meningkat hingga 165,4 poin, lebih tinggi dibandingkan Februari 2025 yang berada pada angka 160,2 poin.
Baca Juga: Deflasi Diperkirakan Berlanjut pada Februari 2025, tapi Inflasi Inti Meningkat
Beberapa komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga antara lain beras, cabai, telur ayam, dan daging ayam.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut, Rizal menekankan pentingnya pemerintah dalam menjaga ketersediaan pasokan pangan melalui operasi pasar sembako murah selama Ramadan.
Selain itu, kelancaran distribusi harus dipastikan agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu lonjakan harga lebih tinggi.
Koordinasi antara TPIP dan TPID juga menjadi faktor krusial dalam mengelola ekspektasi inflasi masyarakat agar tetap dalam batas yang terkendali.
"Dengan langkah-langkah ini, diharapkan inflasi selama Ramadan tetap terkendali dalam batas yang telah ditetapkan," kata Rizal kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).
Sementara itu, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo memiliki proyeksi yang sedikit berbeda.
Ia memperkirakan inflasi pada Februari 2025 mencapai 1,3% YoY, dengan inflasi volatile food yang sedikit meningkat menjelang Ramadan serta berakhirnya masa panen.
Meskipun demikian, inflasi inti diprediksi cenderung stabil, sementara inflasi administered prices diproyeksikan kembali mengalami deflasi secara tahunan (YoY).
Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait harga tiket transportasi umum dan subsidi listrik yang masih berlanjut.
"Inflasi ke depan diprakirakan akan meningkat sejalan dengan momentum peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," katanya.
Baca Juga: Inflasi Februari Diprediksi Lebih Rendah, Proyeksinya di Kisaran 0,5% - 0,7%
Selanjutnya: Seberapa Irit Konsumsi Daya Baterai Hyundai Kona Electric? Ini Hasil Pengujiannya
Menarik Dibaca: IDEC 2025 Dorong Inovasi di Industri Kesehatan Gigi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News