Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia akan meneken kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan, investasi, maupun sistem pembayaran atau local currency transaction (LCT) dengan Korea Selatan.
Bila tak ada aral melintang, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, penandatanganan kerja sama ini akan dilakukan pada awal Mei 2023.
"Sebentar lagi, pada awal bulan Mei 2023 kami akan menandatangani kerja sama LCS dengan Korea Selatan," terang Perry dalam konferensi pers, awal pekan ini.
Baca Juga: Capai Kesepakatan, Ini Tiga Prioritas Agenda Bank Sentral ASEAN
Penggunaan mata uang lokal dalam aktivitas investasi, perdagangan, maupun transaksi keuangan ini mampu meningkatkan diversifikasi penggunaan mata uang.
Dengan demikian, Rupiah tak akan terlalu bergantung dengan mata uang utama, seperti dolar Amerika Serikat (AS).
Ini akan bermuara pada lebih kuatnya otot Rupiah, terutama di tengah tekanan global yang tak menentu.
Hingga saat ini, Indonesia sudah menjalin kerja sama LCT dengan empat negara, yaitu Thailand, Jepang, Malaysia, dan China.
Nah, rata-rata transaksi penggunaan LCT Indonesia dengan negara mitra tersebut menunjukkan kinerja yang manis. Rata-rata transaksi tiap tahunnya meningkat.
Baca Juga: BRI Siapkan Strategi Dukung Keberhasilan Program QRIS Cross Border
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan, dalam dua bulan pertama tahun 2023, total nilai transaksi LCT sebesar ekuivalen US$ 957 juta.
Atau dengan kata lain, rata-rata penggunaan LCT per bulan pada dua bulan pertama tahun ini, adalah sekitar US$ 450 juta.
Selain dari jumlah transaksi, Destry juga bilang jumlah pelaku LCT hingga tahun 2023 telah mencapai 2.014 pelaku.
Ini meningkat dibandingkan dengan jumlah pelaku LCT hingga tahun 2022 yang baru sekitar 1.740 pelaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News