Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-YOGYAKARTA. Pemerintah Australia menegaskan komitmennya untuk memperdalam kerja sama dengan Indonesia di bidang perubahan iklim, pendidikan, serta riset dan inovasi.
Hal ini disampaikan Australia Special Envoy for the Indian Ocean, Tim Watts, dalam sebuah forum yang digelar KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia) di Yogyakarta, Rabu (19/11).
Watts menyampaikan bahwa hubungan Australia dan Indonesia saat ini berada pada fase yang sangat kuat, tidak hanya di tingkat diplomasi, namun juga pada hubungan antarmasyarakat dan kolaborasi sektor pendidikan.
Ia menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra paling penting bagi Australia di kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga: Kecelakaan di Tol Japek KM 58 Arah Cikampek, Begini Kronologinya
"Tidak ada mitra yang lebih penting bagi Australia selain Indonesia. Dan tidak ada negara yang lebih penting bagi kemakmuran, keamanan dan stabilitas Indonesia-Pasifik selain Indonesia," kata Watts.
Watts juga menyinggung pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Albanese pekan lalu di Sydney.
Pada kesempatan tersebut, kedua pemimpin mengumumkan penyelesaian substantif perjanjian keamanan baru Australia–Indonesia yang akan memperkuat fondasi kerja sama strategis kedua negara.
Kesepakatan tersebut, menurut Watts, menunjukkan keseriusan Australia dan Indonesia dalam memperdalam kemitraan, memperkuat diplomasi, serta memperluas hubungan antarmasyarakat.
Di bidang pendidikan, Australia menegaskan komitmennya memperluas akses dan peluang bagi mahasiswa Indonesia. Saat ini lebih dari 20.000 mahasiswa Indonesia menempuh studi di Australia setiap tahun.
Selain itu, tiga kampus universitas Australia, termasuk Deakin University dan Western Sydney University, telah resmi membuka cabang di Indonesia.
Program beasiswa Australia Awards juga menjadi salah satu yang paling lama dan paling diminati oleh pelajar Indonesia.
Sementara itu, ketertarikan mahasiswa Australia terhadap Indonesia terus tumbuh. Melalui New Colombo Plan, lebih dari 13.500 pelajar Australia telah belajar atau magang di Indonesia, memperkuat pemahaman lintas budaya sejak dini.
Watts menekankan pentingnya peran riset dalam menghadapi tantangan global. Ia menyebut platform KONEKSI telah memfasilitasi lebih dari 80 proyek penelitian antara Australia dan Indonesia, melibatkan lebih dari 350 institusi dari kedua negara.
Proyek-proyek tersebut berfokus pada isu-isu strategis seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, kendaraan listrik, transisi energi, hingga transformasi digital.
Baca Juga: Ketua KPK Buka Suara Soal KUHAP yang Baru Disahkan DPR RI
Selanjutnya: Jual Rudal Senilai US$ 700 Juta, AS Pertegas Dukungan Militer Terhadap Taiwan
Menarik Dibaca: Vivo X500 Bawa Fitur Baru, Lebih Apik dari Vivo X300?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













