kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aussie selamatkan 200 pencari suaka di perairan RI


Sabtu, 11 Agustus 2012 / 07:23 WIB
Aussie selamatkan 200 pencari suaka di perairan RI
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu.


Reporter: Asnil Bambani Amri, BBC | Editor: Asnil Amri

CANBERA. Australia menyelamatkan lebih dari 200 orang pencari suaka dari sebuah kapal di perairan Indonesia, kata para pejabat Australia hari ini.

Kapal itu berada di utara Pulau Christmas dan Angkatan Laut Australia memindahkan 211 penumpangnya ke sejumlah kapal mereka.

"Kapal itu diselamatkan oleh Angkatan Laut Australia," kata Menteri Imigrasi Chris Bowen seperti dikutip kantor berita AFP. "Kapal tersebut melaporkan mereka mengalami masalah."

Bowen mengatakan pada radio ABC Australia bahwa para penumpang adalah warga negara Sri Lanka, Iran, Afghanistan dan Pakistan.

Sementara itu awal Augustus, Kementerian Imigrasi Australia mengatakan, negara itu sedang melakukan negosiasi dengan Indonesia untuk membuat perjanjian yang akan mengizinkan Australia melakukan patroli di perairan Indonesia untuk mencari kapal pencari suaka tanpa harus meminta izin dari Indonesia.

Saat ini jumlah pencari suaka yang memasuki Australia mencapai angka terbesar dalam sejarah.

Pencari suaka tahu bahwa jika mereka diselamatkan oleh Angkatan Laut Indonesia maka mereka akan dibawa kembali ke Indonesia, sedangkan Australia akan membawa mereka ke Pulau Christmas. Oleh karena itu banyak kapal pencari suaka yang sengaja menyabotase kapal mereka sendiri dan memanggil AL Australia untuk meminta pertolongan.

"Ada banyak imigran gelap yang datang, terutama ke Pulau Christmas, dan mereka mengirimkan sinyal darurat meminta pertolongan," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada media Australia.

Purnomo mengatakan perjanjian patroli bebas izin itu harus disertai dengan peraturan perang (rules of engagement) penting untuk mencegah Angkatan Laut kedua negara terlibat dalam baku tembak.

"Misalnya, ketika dua kapal perang AL bertemu, senjata mereka harus mengarah ke bawah. Tidak ada seorang pun yang boleh menembak," kata dia lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×