Reporter: Asnil Bambani Amri, BBC Indonesia | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sekitar 160 orang pencari suaka yang ditemukan di perairan antara Indonesia dan Australia telah dipindahkan ke kapal HMS Wollongong milik Angkatan Laut Australia pada Rabu malam (4/7).
Kapal itu mengeluarkan sinyal darurat setelah terapung 80 kilometer lepas pantai pulau Panaitan, Indonesia. Gagah Prakoso, juru bicara Basarnas mengatakan, meski masih berada di wilayah Indonesia, para penumpang kapal itu menolak ditolong kapal Indonesia dan memilih diselamatkan kapal Australia ke Pulau Christmas.
"Mereka (para pencari suaka) meminta pertolongan lewat telepon satelit, tetapi ketika petugas Indonesia yang mengangkat, mereka menutup telepon karena mereka ingin diselamatkan atau ditangkap oleh pihak Australia," kata Gagah pada Sigit Purnomo dari BBC Indonesia.
Menurut Gagah, masuknya kapal Australia ke wilayah Indonesia dalam misi kemanusiaan sebagai hal yang wajar. "Kapal perang asing yang memasuki perairan Indonesia untuk misi kemanusiaan, dapat masuk terlebih dahulu baru kemudian diurus clearance (izinnya). Jika kita bicara kemanusiaan, kita harus melupakan peraturan. Ini bukan lagi soal borders (perbatasan) dan sebagainya, tetapi bagaimana menemukan kapal itu secepat mungkin," kata dia.
Penemuan kapal pencari suaka ini terjadi hanya sehari setelah Presiden Yudhoyono dan PM Australia Julia Gillard menyepakati kerja sama penanggulangan pencari suaka. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak kapal pencari suaka ke Australia yang melintas perairan Indonesia dan tenggelam sebelum tiba di Australia. 21 Juni lalu sebuah kapal karam dekat Pulau Christmas, 17 orang tewas dan 110 lainnya berhasil diselamatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News