kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asumsi kurs rupiah untuk RAPBN 2019 jadi Rp 14.500, ini pertimbangannya


Selasa, 18 September 2018 / 17:52 WIB
Asumsi kurs rupiah untuk RAPBN 2019 jadi Rp 14.500, ini pertimbangannya
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) dan pemerintah mengubah beberapa asumsi dasar ekonomi makro untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019.

Salah satunya asumsi nilai tukar rupiah, semula pemerintah memasang Rp 14.400 per dollar AS di RAPBN 2019. Namun akhirnya disepakati Rp 14.500 per dollar AS.

Lalu apa pertimbangannya? Nasril Bahar anggota Banggar dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) berpendapat, masyarakat butuh kepastian terhadap nilai tukar rupiah saat ini.

“Kalau inflasi 3,5% saya yakin rupiah masih bisa bertahan, tetapi ini tidak menjamin kekuatan dollar terhadap nilai tukar Indonesia. Sehingga, kami dapat memahami kalau kuncinya ada di nilai tukar. Karena hal itu, saya menyarankan agar kita lebih hati-hati lagi dalam menentukan nilai tukar untuk ke depannya. Kalau nilai tukar masih di angka 14.400 saya belum bisa sepakat,” ujar Nasril Bahar. Selasa (18/9).

Senada juga disampaikan Hakam Naza yang juga dari fraksi PAN. Nilai tukar yang diajukan oleh pemerintah, sebesar 14.400 masih belum bisa diterima.

Mengingat Federal Reserve System (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga, perang dagang juga masih berlanjut. Lantaran itu, Hakam berpendapat angka 14.700 masih akan lebih rasional dibandingkan angka 14.400.

“ Saya kira dengan apa yang pernah diukur oleh BI, yang di mana nilai tukar menduduki 14.700. Hal itu masih bisa diterima. Masih sesuai dengan realita yang ada saat ini,” ujar Hakam Naza.

Daniel Lumban Tobing dari fraksi PDI Perjuangan juga berpendapat serupa dengan apa yang dikatakan oleh Nasril dan Hakam sebelumnya. Ia menegaskan kalau perekonomian Indonesia yang langsung terasa dampaknya ialah nilai tukar rupiah.

Walaupun pemerintah mengatakan fundamental Indonesia saat ini kuat, tetapi tekanan global juga terasa demikian. Hal itu tidak mungkin bagi Indonesia untuk menetapkan nilai tukar rupiah di angka 14.400.

“ Jadi bagaimanapun tren atau persepsi global saat ini akan mempengaruhi kredibilitas nilai APBN kita. Supaya nilai APBN Indonesia kredibel, nilai tukar Rp 14.400 saya pikir masih tidak cocok. Saya menyarankan nilai tukar berada di Rp 14.500 sampai dengan Rp 14.600,” ujar Daniel Lumban.

Di sisi lain, anggota banggar dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ecky Awal Mucharam berpendapat Indonesia harus optimistis terhadap nilai tukar rupiah.

“ Bukan Rp 14.400 tetapi Rp 14.300. Kami dari fraksi PKS optimistis. Karena sebelumnya, di masa pemerintahan Habibie, Indonesia bisa yang tadinya nilai tukar mencapai 17.000 menjadi 8.000,” ujar Ecky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×