kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset rahasia 9 keluarga terkaya Indonesia


Kamis, 11 April 2013 / 13:24 WIB
Aset rahasia 9 keluarga terkaya Indonesia
ILUSTRASI. Nanas termasuk salah satu buah yang mengandung vitamin C.


Sumber: ICIJ |

JAKARTA. Sembilan dari sebelas keluarga terkaya di Indonesia menempatkan aset di kawasan tax haven. Dokumen yang bocor kepada International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) menemukan bahwa mereka mendirikan lebih dari 190 perusahaan dan pengelola dana offshore di sini.

Enam dari sembilan taipan kondang nusantara itu pernah menjalin hubungan dekat dengan keluarga Soeharto. Nama-nama mereka tercatat di antara 2.500 nama orang Indonesia yang ditemnukan di dokumen-dokumen penyedia jasa offshore Singapura, Portcullis TrustNet.

Tak ada bukti bahwa aset dan perusahaan itu ilegal. Tapi tak menutup kemungkinan ini masuk dalam masalah perusahaan offshore dan akun bank offshore rahasia yang digunakan untuk menghindari pajak.

Menurut laporan Global Financial Interity, lembaga riset asal Washington, Indonesia telah kehilangan US$ 10 miliar lebih dalam pelarian dana gelap, termasuk penghindaran pajak, selama tahun 2001-2010. Indonesia berada di ranking ke-9 di antara 150 negara yang duitnya paling banyak menguap ke kawasan tax haven.

Meskipun begitu, adapula perusahaan offshore yang legal. Penyedia jasa TrustNet melayani perusahaan dan individu yang hendak mendiversifikasi investasi, bisnis, dan mencari rekanan lintas batas politik. Mereka juga membantu individu yang ingin tinggal di beberapa negara sekaligus.

Akan tetapi, dokumen yang dianalisis ICIJ menunjukkan bahwa para taipan itu berupaya agar tetap anonim di dunia offshore. Keluarga Riady dari Grup Lippo memiliki sediktinya 11 perusahaan offshore dan pengelola dana (trust). TrustNet menamai Lippo sebagai 'Klien A' dalam korespondensi internal mereka.

Rekaman data menyatakan bahwa, "klien tak ingin terlihat bertransaksi offshore." Agen mereka Gary Phair memerintahkan staf TrustNet untuk menghapus 'referensi apapun untuk Grup Lippo' dari semua alamat kontak di catatan Klien A. Phair juga meminta namanya tak dimasukkan dalam invoice.

Kepulauan Cook di Pasifik Selatan telah menjadi pilihan tujuan Keluarga bagi banyak entitas perusahaan offshore keluarga Riyadi. Dokumen menyatakan bahwa ini dilakukan dari tahun 1989 sampai setidaknya tahun 2009.

Jurubicara Stephen Riyadi mengatakan, tidak ada dana ilegal atau tidak layak di kawasan tax haven itu.

Selain Lippo, nama keluarga Sampoerna juga terungkap memiliki dana di Kepulauan Cook. Jika Anda masih ingat, pada 18 Mei 2005, Phillip Morris International membeli saham perusahaan rokok Sampoerna senilai US$ 2 miliar. Nah, dua minggu setelahnya, TrustNet mendirikan sebuah pengelola dana offshore bernama Strong Castle Trust di Kepulauan Cook.

Sulistiani Sampoerna tercatat dalam dokumen Trustnet sebagai 'trust settlor'. Kemungkinan ini menunjukkan bahwa uang di dalam dana kelolaan trust itu merupakan uangnya. Sulistiani merupakan saudara perempuan almarhum Boedi Sampoerna. Ia tak merespon pertanyaan dari ICIJ soal ini.

Dua taipan rokok yang juga disebut memiliki sejumlah perusahaan offshore. Mereka adalah Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk, dan Peter Sondakh dari Grup Rajawali yang memiliki Bentoel.

Empat taipan lagi yang masuk daftar adalah Eka Tjipta Widjaja, keluarga Salim, Sukanto Tanoto, dan Prajogo Pangestu. Mereka memiliki sekitar 140 perusahaan offshore yang sebagian besar bermarkas di British Virgin Islands.

Pengusaha kesembilan adalah Marimutu Sinivasan. Pada akhir tahun 1997, pegawai TrustNet Stephen Breed datang ke Jakarta untuk bertemu pimpinan Texmaco itu. Saat itu Indonesia memasuki krisis. Sinivasan yang dekat dengan Soeharto, telah memperoleh pinjaman US$ 2,2 miliar dari bank dan lembaga pemerintah untuk Texmaco.

Pada 4 April 1997, TrustNet mendirikan perusahaan offshore di Kepulauan Cook bernama Pipeline Trust Company Limited. Pada 13 Agustus 1997, TrustNet mentransfer saham-saham perusahaan itu menjadi atas nama Sinivasan.

Sinivasan menjadi satu-satunya pemegang saham. Namun Pipeline menggunakan anak usaha TrustNew Directcorp dan Secorp sebagai direktur dan sekretarisnya. Kemudian TrustNet mengirimi Sinivasan dokumen surat kuasa pada 11 Desember 1997. Dengan dokumen ini, Sinivasan bisa membuka rekening bank dan mentransfer dana dari dan ke dalam rekening atas nama perusahaan itu.

Sinivasan masih belum bisa dikonfirmasi soal ini.

Aliran dana lingkaran penguasa

Tak hanya pengusaha yang dekat dengan Soeharto yang punya aset offshore, tapi juga mereka yang berhubungan langsung dengan mantan presiden yang lengser keprabon pada 21 Mei 1998 itu.

Pada September 1998, Trustnet mendirikan perusahaan offshore rahasia bernama Pico Trading Limited. Tak ada satu pun nama direktur maupun pemilik yang tercatat. Namun data invoice memperlihatkan lusinan pembayaran, sebagian besar berjumlah puluhan ribu dollar AS per transaksi, dari rekening bank Pico Trading.

Lebih dari US$ 30.000 dikirim ke seseorang yang disebut Yanti Rukmana. Nama ini mirip nama asli Mbak Tutut alias Siti Hardiyanti Rukmana. Namun memang tak ada dokumen yang menunjukkan bahwa memang benar itu Tutut.

Dokumen yang diperoleh ICIJ juga menunjukkan bahwa putra mantan presiden BJ Habibie juga menggunakan perusahaan offshore. Anak bungsu Habibie, Thareq Kemal Habibie, adalah salah satu di antara mereka yang bergegas membuka perusahaan offshore di tahun 1998.

Ia mendirikan dua perusahaan British Virgin Islands di beberapa minggu terakhir sebelum Soeharto mundur.

Satu dekade kemudin, Ilham Habibie juga secara pribadi mengorganisir setidaknya tujuh perusahaan TrustNet sebagai basis offshore dari sejumlah perusahaannya di Indonesia. Perusahaan itu di antaranya adalah perusahaan tambang. Ilham juga tak menanggapi konfirmasi soal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×