kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arus Modal Asing Akan Masuk Lebih Deras pada Semester II-2023, Ini Pemicunya


Kamis, 13 Juli 2023 / 19:23 WIB
Arus Modal Asing Akan Masuk Lebih Deras pada Semester II-2023, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4). Arus Modal Asing Masuk Akan Lebih Deras di Semester II-2023, Ini Pemicunya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, terdapat aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri pada semester I-2023. 

Sejak awal tahun 2023 hingga akhir Juni 2023 atau secara year to date (ytd), arus modal asing masuk dalam bentuk investasi portofolio sebanyak US$ 4,7 miliar. 

Seiring dengan masuknya dana asing, nilai tukar rupiah turut menguat pada periode tersebut. 

Tercatat, hingga akhir semester I-2023, rupiah menguat 3,84% year to date (ytd) bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2022. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro meyakini, tren masuknya arus modal asing tetap akan bertahan pada semester II-2023.

Baca Juga: Arus Modal Asing Berpotensi Tetap Mengalir Masuk ke RI pada Semester II

Bahkan, bisa lebih besar dari paruh pertama tahun ini.  "Tetap yakin investor akan masih mencatatkan net inflow lebih besar pada semester II-2023," tegas Andry kepada Kontan.co.id, Kamis (13/7). 

Andry melihat beberapa faktor yang mendukung optimismenya. 

Pertama, bila bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan bahwa kenaikan suku bunga sudah cukup, atau suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya. 

Kemudian, bank sentral Paman Sam tersebut akan memikirkan perubahan siklus dari pengetatan menjadi kebijakan yang longgar.

"Ini akan terjadi saat inflasi AS secara konsisten mendekati 2% yoy," terang Andry. 

Baca Juga: Investor Domestik Merajai Pasar Saham, IHSG Masih Lesu

Bila menilik data terkini, inflasi AS pada Juni 2023 turun ke 3% yoy. Alias, ini makin dekat dengan target tingkat inflasi The Fed. 

Kedua, indikator ekonomi dan pasar keuangan Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara-negara sebaya, alias negara-negara dengan peringkat utang BBB atau bahkan BBB+.

Ketiga, data inflasi Indonesia yang rendah, sehingga suku bunga riil bisa ke 2%. Dengan kata lain, ini relatif lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Lebih lanjut, prospek positif aliran modal asing ini tentu akan membawa angin segar bagi pergerakan nilai tukar rupiah. 

Perkiraan Andry, rupiah pada akhir tahun 2023 akan berada di level Rp 14.864 per dolar AS. Menguat dibandingkan dengan level akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 15.568 per dolar AS. 

Kalau pun memang awal Juli 2023 ini muncul kabar Rupiah melemah, itu hanya sementara. 

"Tekanan Rupiah yang besar pada saat ini hanya sementara saja saat inflasi tinggi. Nanti kalau suku bunga turun, dolar AS akan melemah lagi," tandas Andry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×