kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Aprindo: Daya Beli Tidak Melemah, Tetapi Masyarakat Lebih Berhati-hati di Tahun Ini


Sabtu, 22 April 2023 / 10:29 WIB
Aprindo: Daya Beli Tidak Melemah, Tetapi Masyarakat Lebih Berhati-hati di Tahun Ini
ILUSTRASI. Aprindo menilai daya beli masyarakat tidak melemah pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai daya beli masyarakat tidak melemah pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyebut masyarakat hanya berhati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk berbagai macam kebutuhan. Sebab, faktor utamanya karena dipicu prediksi pemerintah pada tahun lalu terkait situasi gelap yang akan terjadi sepanjang 2023.

"Kami tahu dan ingat betul pada akhir 2022, pemerintah mengatakan 2023 adalah tahun gelap," ucap dia, Kamis (20/4).

Roy lantas menerangkan dengan perumpamaan, situasi ekonomi gelap yang terjadi pada 2023 itu layaknya seperti seseorang sedang mengalami mati lampu di suatu tempat.

Baca Juga: Tagihan Rafaksi Belum Dibayar, Aprindo Berencana Hentikan Pengadaan Minyak Goreng

Menurutnya, apabila seseorang sedang mengalami mati lampu, tentu respons orang tersebut tidak mungkin lari atau jalan cepat. Akan tetapi, harus jalan ekstra hati-hati.

"Artinya, hal itu menjadi anomali bagi masyarakat untuk melihat 2023 harus hati-hati," ujarnya.

Adapun faktor yang akan memengaruhi situasi gelap pada 2023, yakni masih terasanya kondisi geopolitik yang belum selesai. Selain itu, bayang-bayang krisis finansial juga bisa dibilang baru terjadi pada bulan lalu di beberapa negara, hingga krisis pangan dan cuaca.

Roy beranggapan sikap kehati-hatian masyarakat itu bisa dilihat dari inflasi Februari 2023 yang sebesar 5,47% Year on Year (YoY) turun menjadi 4,97% YoY pada Maret 2023.

"Namun, capaian 4,97% YoY itu bukan berarti menandakan daya beli lemah, tetapi masyarakat hati-hati," kata Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×