kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

April ini, Indonesia jadi tuan rumah WEF ke-24


Kamis, 16 April 2015 / 13:29 WIB
April ini, Indonesia jadi tuan rumah WEF ke-24
ILUSTRASI. Pemerintah dan BI sudah berupaya membawa dana hasil ekspor (DHE) kembali dan tinggal lebih lama di Indonesia.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indonesia akan menjadi tuan rumah ajang forum internasional yaitu World Economic Forum (WEF) yang ke-24. Ajang ini akan berlangsung di Jakarta pada 19-21 April 2015.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofjan Djalil mengatakan WEF adalah forum di mana para pemimpin dunia baik dari sektor publik ataupun privat hadir. "Ini adalah kali kedua diadakan di Jakarta," ujar Menko dalam konferensi pers WEF di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (16/4).

Pertama kali diadakan di Jakarta adalah pada tahun 2011. Dalam WEF kali ini, SOfjan menjelaskan kan ada lebih dari 600 partisipan dari 40 negara, termasuk 180 CEO dan 40 menteri dan perwakilan organisasi internasional. Pebisnis dalam lingkup Asia Afrika akan hadir dan beberapa menteri Indonesia pun akan berbicara dalam berbagai sesi.

Pembicaraan tersebut akan berkaitan dengan program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Presiden Jokowi sendiri akan berpidato dalam acara tersebut dan bakal menjadi host dinner untuk seluruh peserta yang kemungkinan besar akan dilakukan di istana negara.

Adapun acara WEF akan terdiri dari tiga isu utama. Pertama, pembahasan masyarakat dunia yang mengidentifikasi potensi solusi untuk menekan tantangan sosial. Kedua, pembahasan ekonomi baru yang membahas peluang dan gangguan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Ketiga, pembahasan kawasan regional baru yang tidak hanya mengkaji perkembangan kerja sama regional tetapi juga tekanan politik yang dapat menghambat kemajuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×