kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apkasindo akan ajukan class action ke MK


Rabu, 11 April 2012 / 19:25 WIB
Apkasindo akan ajukan class action ke MK
ILUSTRASI. Update harga sepeda gunung Polygon Cascade 2, cuma Rp 2 jutaan termurah di serinya


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Belum diperolehnya jawaban positif dari pemerintah terkait pemanfaatan tarif bea keluar minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) membuat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) geram. Mereka berencana mengajukan gugatan perwakilan kelompok (class action) ke Mahkamah Konstitusi terhadap APBN Perubahan 2012 yang baru-baru ini telah disahkan DPR RI.

Asmar Arsyad, Sekretaris Jenderal Apkasindo mengatakan, bea keluar yang ditetapkan pemerintah sejak 1994 terhadap ekspor produksi CPO telah menghasilkan Rp 80 triliun sebagai pendapatan. Namun, menurut dia, hingga sekarang hasil pemasukan negara tersebut sama sekali belum dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan petani sawit.

Padahal dalam proses pembayaran tarif bea keluar, para pengusaha selama ini juga membebankan petani dengan turut memangkas harga jual tandan buah segar (TBS). Karena itu, "Untuk peningkatan kesejahteraan petani, kami menuntut pemerintah mengalokasikan anggaran secara bertahap senilai Rp 31 triliun yang dimulai pada tahun ini," kata dia, Rabu (11/4).

Sayangnya, kata Asmar, meskipun pihaknya telah mengajukan permohonan alokasi khusus kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanian, APBN P 2012 yang telah disetujui DPR RI tidak mengatur anggaran program kesejahteraan petani kelapa sawit. Sehingga, pihaknya berencana melaporkan persoalan tersebut ke MK.

Asmar menambahkan, pihaknya mengusulkan alokasi anggaran tersebut diperuntukkan dalam empat program, yakni peremajaan perkebunan sawit seluas 1 juta hektare, dan bantuan sertifikasi lahan milik petani yang mencapai 3,8 juta ha. Selain itu, anggaran juga harus dialokasikan untuk program pelatihan dan bimbingan kepada petani, serta perbaikan infrastruktur di sentra perkebunan sawit milik masyarakat yang ada di 21 provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×