Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo telah menyampaikan, bahwa tujuan besar kabinetnya dalam lima tahun ke depan adalah menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat.
Untuk itu, Jokowi mendorong agar para menteri menyederhanakan regulasi untuk memudahkan masuknya investasi ke Indonesia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana upaya penyerderhanaan regulasi merupakan sesuatu yang positif. Untuk itu, ia berharap pemerintah tak lagi menambah aturan baru.
Baca Juga: Ujian Berat Langsung Menanti Para Menteri Jokowi
Danang mengatakan, pelaku usaha sudah merasa cukup dengan banyaknya regulasi yang dilahirkan dalam 5 tahun terakhir. Pasalnya, dalam Kabinet Kerja terdapat ribuan aturan yang muncul.
"Yang harus dilakukan kabinet Indonesia Maju saat ini adalah mengurangi regulasi-regulasi itu, tidak menambah lagi. Semakin banyak regulasi dibuat, semakin membuat dunia usaha rentan dengan masalah," tutur Danang, Kamis (24/10).
Dibandingkan menerbitkan aturan baru, dia memandang bila pemerintah mengimplementasikan kebijakan yang sudah ada, misalnya dengan mengimplementasikan paket kebijakan ekonomi jilid XVI.
"Produk-produk yang ada itu sudah bagus, hanya tidak dipatuhi oleh menteri-menteri atau pemerintah daerah, maupun lembaga negara lainnya. Yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan iklim investasi yang bagus adalah mendorong pemerintah dan kementerian untuk segera melaksanakan paket kebijakan yang ada," ujar Danang.
Baca Juga: Tiga hal menarik dari pertemuan Jokowi dengan calon menteri di Istana
Dia pun mengatakan, untuk mendorong industri manufaktur di Indonesia, pemerintah juga perlu menyediakan produk-produk bahan baku dan produk setengah jadi (intermediate), jadi tak hanya mendorong industri hilir.
Menurutnya, bila dari hulu tak dibenahi, maka produk impor Indonesia akan selalu dipengaruhi oleh bahan baku impor. "Ini berbahaya, kita tidak akan pernah kompetitif baik dari harga jual atau kualitasnya, karena bahan baku itu tidak dari kita sendiri," kata Danang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News