CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

APBN Surplus Rp 60,9 Triliun pada September 2022, Ini Kata Sri Mulyani


Jumat, 21 Oktober 2022 / 16:23 WIB
APBN Surplus Rp 60,9 Triliun pada September 2022, Ini Kata Sri Mulyani
APBN Catat Surplus Rp 60,9 Triliun pada September 2022, Ini Kata Sri Mulyani


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mencetak surplus hingga September 2022. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat mencatat surplus APBN pada periode laporan sebesar Rp 60,9 triliun atau 0,33% dari produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, surplus APBN ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, namun menggambarkan situasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Pada September 2021, APBN mengalami defisit sebesar Rp 451,9 triliun atau 2,66% dari PDB.

“Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN September ini tetap positif dan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu belanja negara juga tumbuh, namun perlu akselerasi,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Jumat (21/10).

Baca Juga: Menghitung Efek Pelemahan Rupiah ke APBN 2023

Adapun surplus APBN 2022 ini berasal dari pendapatan negara yang masih lebih tinggi dari belanja negara. Pemerintah berhasil mengantongi pendapatan negara hingga periode tersebut sebesar Rp 1.974,7 triliun atau naik 45,7% dari periode sama tahun lalu.

Menurutnya, kinerja penerimaan ini menggambarkan pemulihan ekonomi yang terus terjaga, sokongan harga komoditas global yang masih di level relatif tinggi, dan dampak berbagai kebijakan membuat penerimaan negara masih relatif tinggi.

Selain menggambarkan APBN yang mulai kembali sehat, kondisi ini juga menggambarkan APBN mulai menciptakan bantalan terhadap APBN dari gejolak global yakni, suku bunga, inflasi, dan penguatan dillar AS.

Meski begitu, menurutnya belanja negara perlu diakselerasi meskipun realisasinya mulai tumbuh. Belanja negara hingga September 2022 baru terserap Rp 1.913,9 triliun atau baru terserap 61,6% dari target.

Baca Juga: Siaga Resesi, Portofolio Investasi Perlu Defensif di Kuartal Akhir 2022

“Sementara itu, kinerja investasi juga diupayakan tetap maksimal untuk mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, untuk keseimbangan primer hingga September juga masih terjaga dengan baik seperti bulan-bulan sebelumnya, yakni mencetak surplus sebesar Rp 339,4 triliun.

Seiring dengan kondisi tersebut, pembiayaan anggaran tercatat menurun 30,9% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 429,8 triliun.

Kemudian, Sri Mulyani juga menjelaskan  posisi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) hingga September 2022 sebesar Rp 490,7 triliun.

“Kalau dalam situasi gejolak dunia yang tidak pasti, posisi SiLPA yang cukup kuat memberikan posisi yang baik bagi APBN agar bisa menjalankan fungsi melindungi rakyat dan ekonomi,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×