Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 masih mengalami defisit menjelang akhir tahun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, defisit APBN pada 12 Desember 2023 ini sebesar Rp 35 triliun atau 0,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Kondisi ini sama dengan Oktober 2023 lalu yang mencatatkan defisit sebesar Rp 700 miliar.
"APBN awal defisitnya itu didesain di Rp 598,2 triliun atau 2,84% dari PDB. Jadi kita di 12 Desember hanya Rp 35 triliun. Jauh lebih kecil dari desain defisit awal," ujar Sri Muluani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (15/12).
Baca Juga: Realisasi Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Sudah Mencapai Rp 40,86 Triliun
Asal tahu saja, defisit APBN per 12 Desember ini disebabkan oleh realisasi belanja negara yang lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan negara.
Sri Mulyani melaporkan, realisasi pendapatan negara pada 12 Desember 2023 ini sebesar Rp 2.553,2 triliun atau 103,66% dari target APBN 2023 sebesar Rp 2.463 triliun.
Tidak hanya itu, target dalam Perpres 75/2023 sebesar Rp 2.637,2 triliun juga diperkirakan akan tercapai.
Sedangkan, belanja negara per 12 Desember 2023 juga tercatat sebesar Rp 2.588,2 triliun atau telah mencapai 84,55% dari target APBN 2023 sebesar Rp 3.061,2 triliun.
Sementara itu, realisasi belanja negara tersebut juga setara 83,03% dalam target Perpres 75/2023 sebesar Rp 3.117,2 triliun.
Baca Juga: Begini Jurus Sri Mulyani Kejar Pendapatan Negara Rp 2.802,3 Triliun pada Tahun 2024
Meski sudah mencatatkan defisit, Sri Mulyani bilang, keseimbangan primer Indonesia masih tercatat surplus Rp 378,6 triliun. Keseimbangan primer sendiri merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Seiring dengan kondisi tersebut, pembiayaan anggaran tercatat Rp 289,6 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan target APBN 2023 sebesar Rp 598,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News