kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa saja strategi BI perkuat otot rupiah?


Rabu, 17 Desember 2014 / 20:09 WIB
Apa saja strategi BI perkuat otot rupiah?
ILUSTRASI. Informasi jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Sabtu-Minggu, 1-2 Juli 2023


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia sebagai strategi stabilitas rupiah. Apabila fundamental ekonomi membaik maka rupiah akan lebih stabil.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan BI adalah otoritas moneter dan bukan sektor ril. Maka dari itu, instrumen yang dimiliki oleh BI adalah instrumen suku bunga dan kurs.

Mengenai strategi BI untuk memperkuat rupiah dalam jangka waktu pendek dan panjang, BI akan membuat fundamental ekonomi Indonesia ke level yang lebih baik. Pertama, BI ingin current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan berada pada level yang suistanable yang bisa dibiayai oleh pendanaan.

Level CAD yang baik adalah level 2,5% dari PDB dan BI tidak ingin surplus. "Indonesia masih membutuhkan impor, apalagi dengan keinginan pemerintah yang ingin memfokuskan diri pada pembangunan infrastruktur," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/12).

Selama Indonesia mengalami CAD, berarti Indonesia membutuhkan pendanaan luar negeri. Kalau membutuhkan dana luar negeri, BI perlu mempertahankan suku bunga yang tinggi dan belum bisa diturunkan apalagi ketika kondisi global sedang gejolak.

Kedua, inflasi. BI menginginkan inflasi terkendali. Selama inflasi Indonesia berada di atas level yang wajar maka kita akan sulit bersaing dengan negara Asean lainnya.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah akan menyebabkan inflasi yang melonjak. BI pun merespon dengan menaikkan suku bunga 25 bps.

Ketiga, Utang Luar Negeri (ULN) swasta. BI tidak anti ULN, namun utang haruslah diatur agar tidak berimbas ke makro ekonomi di mana ULN swasta kianĀ  besar porsinya.

Ke depannya, kalau fundamental ekonomi Indonesia sudah membaik, pemerintah melakukan kebijakan fiskal yang pruden, kebijakan moneter pruden, investasi masuk lebih dalam dengan adanya perijinan terpadu satu pintu (PTSP), maka rupiah akan lebih stabil. Ketika krisis yang terjadi di Rusia sudah lewat, investor akan melihat kembali untuk masuk ke Indonesia."Rupiah pun akan menjadi lebih stabil," tandasnya.

Di samping itu, BI juga mengatur penggunaan rupiah di dalam negeri. BI menjaga transaksi perdagangan dalam negeri agar tidak menggunakan dolar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×