Reporter: Diemas Kresna Duta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengklaim, antrian solar yang terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) belakangan ini bukan dikarenakan kurangnya pasokan.
Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, fenomena antrian itu sendiri berlangsung seiring dengan upaya perusahaan migas pelat merah tersebut dalam menjaga kuota yang telah diamanatkan Pemerintah dalam APBNP 2013.
Sekedar informasi, pada tahun ini, Pertamina mendapatkan kewajiban untuk mendistribusikan 45,01 juta kilo liter (kl) yang 14,28 juta kl diantaranya merupakan solar bersubsidi. Angka tersebut lebih rendah 8,3% dari kuota tahun lalu yang mencapai 15,56 juta kl.
“Antrian yang terjadi di SPBU sama sekali bukan karena stok yang menipis atau masalah distribusi Pertamina. Stok sangat aman, akan tetapi untuk mendistribusikannya kepada masyarakat Pertamina mengacu pada kuota yang telah ditetapkan dalam APBN 2013,” belanya, Selasa Sore (23/4).
Guna menyiasati fenomena yang telah terjadi, Hanung bilang, Pertamina berjanji akan secara maksimal mengurai antrian tersebut. Ini dilakukan lantaran Pemerintah telah menginstruksikan jajarannya dalam memastikan ketersediaan Solar bersubsidi untuk masyarakat.
Sayang, kendati Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan Permen ESDM No.1/2013 dan Permen ESDM No.12/2012 untuk memastikan ketersediaan pasokan dan prioritas pengguna bbm bersubsidi, antrian panjang masih ditemui pada sejumlah SPBU di daerah seperti Kalimantan dan Sulawesi.
“Mulai sore ini (24/4), kami akan secara maksimal mengurai antrean pembeli Solar bersubsidi di sejumlah SPBU. Pertamina pun akan bekerjasama dengan aparat kepolisian untuk mengamankan penyaluran solar bersubsidi agar berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” cetusnya.
Sebagai informasi, penyaluran solar bersubidi pada kuartal I ini diketahui telah melebihi kuota yang ditetapkan. Dimana jumlah distribusi solar secara nasional naik sekitar 5,2% atau berada di angka 3,70 juta kl. Padahal dalam APBNP 2013, kuota untuk solar bersubsidi hanya berkisar 3,52 juta kl. Agar kuota tidak jebol, Pertamina pun mulai mengendalikan pasokan bbm bersubsidi beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News