Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas rupiah.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Erwin Gunawan Hutapea menyampaikan, BI berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik.
“Dalam kaitan ini, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi,” tutur Erwin dalam keterangannya, Senin (1/9/2025).
Stabilisasi tersebut termasuk intervensi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.
Baca Juga: Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 16.476 Per Dolar AS Hari Ini (1/9), Paling Kuat di Asia
Selain itu, BI juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi fx swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility.
Sebagaimana diketahui, aksi demonstrasi yang masih berlangsung memicu kurs rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu. Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup di Rp 16.500 per dolar AS, turun 0,89% secara harian pada Jumat (29/8).
Dalam sepekan, rupiah telah melemah 0,90%. Pada Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup di level Rp 16.461 per dolar AS atau turun 0,64% dalam sehari dan melemah 0,74% dalam sepekan.
Namun, hingga pukul 09.22 WIB, rupiah terlihat menguat 0,19% dan berada di posisi Rp 16.469 per dolar AS.
Selanjutnya: IHSG Anjlok Lebih dari 2% di Awal September, Tekanan Demo dan Bursa Regional
Menarik Dibaca: IHSG Langsung Melorot 3,38% Pada Pembukaan Senin Terdampak Kerusuhan Sospol (1/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News