kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi Lonjakan Kasus Varian Omicron, Pemerintah Siapkan Fasilitas Kesehatan


Senin, 03 Januari 2022 / 16:16 WIB
Antisipasi Lonjakan Kasus Varian Omicron, Pemerintah Siapkan Fasilitas Kesehatan
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin?.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jumlah temuan kasus Covid-19 varian omicron di Indonesia bertambah menjadi 152 kasus atau bertambah 16 kasus sejak dua hari lalu. Dari total temuan kasus varian ini, mayoritas kasus atau 146 kasus omicron merupakan imported case.

Naiknya jumlah kasus varian omicron membuat pemerintah melakukan mitigasi antisipasi lonjakan kasus dengan persiapan fasilitas kesehatan, baik milik pemerintah pusat ataupun daerah. 

Budi menyebut total jumlah tempat tidur rumah sakit yang ada di Indonesia sekitar 400.000 unit, dimana 30% atau 120.000 sudah dialokasikan untuk perawatan pasien Covid-19.

"Jadi 120.000 kita dedikasikan untuk Covid, sekarang yang terisi sekitar 2.400-2.500 jadi masih ada room lebih dari 110.000 yang sebelumnya memang kita sudah alokasikan untuk covid," kata Budi dalam Konferensi Pers Hasil Ratas Evaluasi PPKM, Senin (3/1).

Baca Juga: Kasus Omicron Capai 17% di Singapura, Gelombang Varian Ini Sudah Dekat

Selain ketersediaan tempat tidur rumah sakit, pemerintah juga telah menyiapkan ketersediaan oksigen. 
Berkaca pada lonjakan kasus pada gelombang dua Juli 2021 lalu, dimana kebutuhan oksigen melonjak dari 700 ton perhari menjadi 2.200 ton. Pemerintah telah mendatangkan 16.000 oxygen concentrator yang sudah didistribusikan ke seluruh RS di Indonesia.

"Ini setara dengan 800 ton per harinya tinggal dicolok ke listrik dia bisa mengeluarkan oksigen. Kita juga sudah menerima dan sekarang sedang memasang 70% sudah selesai 31 oksigen generator, ini oksigen yang besar yang bisa mensuplai satu rumah sakit dan juga bisa buat pengisi tabung," imbuhnya.

Selanjutnya pemerintah juga telah mendatangkan molnupiravir yang akan digunakan untuk obat Covid-19. Molnupiravir diklaim mampu menekan tingkat keperawatan di rumah sakit atau keparahan akibat infeksi Covid-19.

"Kita simpan dulu kalau nanti ada apa-apa kita sudah siapkan obatnya ada. Ini terbukti bisa mengurangi laju masuknya ke rumah sakit untuk orang-orang yang terkena Covid yang saturasi yang masih di atas 95%," jelas Budi.

Selain mitigasi potensi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Nataru, Budi mengingatkan agar masyarakat terus displin dalam menjalankan protokol kesehatan. 

Terutama pemakaian masker dan menjaga jarak hingga menghindari keramaian. Masyarakat juga diminta menggunakan aplikasi PeduliLindungi ketika akan memasuki tempat umum.

Melalui PeduliLindungi proses tracing akan lebih mudah, apabila seseorang dinyatakan terpapar maka riwayat perjalanannya dapat ditracking menggunakan aplikasi ini.

"Di sini ada satu orang yang transmisi lokal [omicron] yang dari Medan. Kita tahu dalam 5 hari mereka jalan-jalan ke mall-mall mana, dalam berapa hari itu, 3-4 hari mereka udah jalan kemana, kita tahu restorannya dikunjungi mana kita bisa langsung tes di sana," imbuhnya.

Bagi pelaku perjalanan internasional juga ditekankan untuk displin melaksanakan karantina usai kedatangan. Mengingat 146 kasus temuan omicron merupakan imported case.

Baca Juga: Hati-Hati, 40% Pasien Covid-19 Tidak Mengalami Gejala

Sebagai informasi dari 152 kasus varian omicron, Budi menyebut 6 kasus merupakan kasus transmisi lokal. 

Namun, separuh pasien kasus omicron merupakan orang tanpa gejala dan separuhnya lagi gejala ringan dengan saturasi diatas 95%. Saat ini 34 orang telah dinyatakan sembuh.

Budi mengungkap, keseluruhan pasien kasus varian omicron di Indonesia tidak ada yang membutuhkan perawatan serius di rumah sakit.

"Sebagian besar di Jakarta tapi ada juga yang datang dari Medan dan juga dari Bali dan Surabaya. Jadi kita tetap harus selalu waspada," paparnya.

Adapun tren kasus omicron di dunia, sampai sekarang sudah ada 408.000 kasus konfirmasi atau naik dari 184.000 di minggu lalu. Jumlah negara yang telah mengkonfirmasi adanya varian ini naik menjadi 132 negara dari minggu lalu 115 negara.

Mayoritas kasus varian omicron paling banyak terdeteksi di Eropa dan dengan jumlah kasus diatas 20.000. Di India juga mengalami kenaikan kasus omicron hingga 1.700 kasus konfirmasi. Sedangkan, tren kasus omicron di Afrika Selatan sudah turun ke angka 1.800-an.

"Negara di Asia Tenggara yang di atas kita adalah Singapura 1.600 dan Thailand 1.500 kasus. Indonesia ada di posisi 40 jumlahnya per hari ini 152 ada tambahan 16 dibandingkan 2 hari yang lalu dan semuanya berasal dari perjalan pelaku perjalanan luar negeri," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×