Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang, akan mencari sumber beras lain yang produksi berasnya masih surplus. Ini sebagai antisipasi dari dampak kekeringan yang akan melanda wilayah Jawa.
"Kekeringan ini kan pada Juli sampai Agustus, jadi kami prediksikan di dua bulan ke depan tidak ada panen di Jawa. Kami akan mulai mencari stok di Sulawesi yang wilayahnya surplus," ujar Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi kepada Kontan.co.id, Minggu (8/5).
Sampai saat ini, Arief mengatakan bahwa stok beras Food Station sebesar 10.000 ton. Sementara, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) masih berkisar 38.000 ton.
Pasokan beras ke PIBC pun dianggap masih aman. Berdasarkan situs resmi Food Station, pasokan beras ke PIBC pada Jumat (3/8) sebesar 2.739 ton dengan pengeluaran sebesar 2.841 ton.
Akibat kekeringan yang terjadi saat ini, Arief mengakui bahwa harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Dia bilang, beras IR-64 III saat ini sudah mencapai Rp 8.500 - Rp 8.600 per kilogram. Padahal, sebelumnya harganya sekitar Rp 8.200 - Rp 8.300 per kg.
Menurut Arief, bila nantinya PIBC kesulitan mendapatkan pasokan beras, Bulog akan siap menyuplai beras. Apalagi stok beras Bulog diklaim masih aman.
Sementara itu, sampai saat ini Arief bilang belum ada rencana untuk melakukan operasi pasar di DKI Jakarta. Pasalnya, belum ada kekurangan stok beras dan harga belum meningkat 10%. "Operasi pasar itu mekanismenya bila suatu wilayah kekurangan stok dan harga sudah naik 10% selama 1 minggu, baru bisa mengajukan operasi pasar. Saat ini belum. Mungkin kalau harga sudah sekitar Rp 9.000 baru operasi pasar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News