kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Benahi Tata Niaga Pakan Ayam Hingga Pemasaran Telur


Minggu, 28 Agustus 2022 / 15:31 WIB
Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Benahi Tata Niaga Pakan Ayam Hingga Pemasaran Telur
ILUSTRASI. Harga Telur Naik, DPR minta pemerintah benahi tata niaga pakan hingga perpendek rantai pemasaran telur.. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak mendesak pemerintah mengendalikan harga telur yang terus melambung.

Oleh karena itu, Amin meminta pemerintah untuk memperbaiki tata niaga telur, misalnya dengan memperpendek rantai pemasaran telur. Selain itu, tata niaga pakan seperti jagung juga harus dibenahi agar rantai pemasaran lebih pendek sehingga harga lebih murah.

“Ini momentum membenahi tata niaga pakan dan telur,” kata Amin, Minggu (28/8).

Pemerintah harus memberikan insentif bagi pelaku usaha peternakan kecil dan menengah yang tahun lalu sempat dihantam pandemi sehingga bisa bangkit dan kembali memulai usahanya, misalnya dengan menggenjot kredit usaha rakyat (KUR) untuk peternakan.

Baca Juga: Harga Telur Masih Tinggi, Jokowi: Insya Allah 2 Minggu Akan Turun

Amin juga mengingatkan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM di saat seperti ini karena itu bisa memicu inflasi naik lebih tinggi. Kenaikan BBM akan menaikkan biaya transportasi baik pada rantai pemasaran telur maupun pakan ayam.

Lebih lanjut dia meminta, pemerintah juga harus lebih serius membangun kemandirian industri pakan dengan memperkuat produksi bahan baku pakan seperti jagung, kedelai (bungkil kedelai), menggantikan gandum dengan sorgum, dan mendorong peningkatan produksi tepung ikan dan tepung tulang.

“Sebagai negeri maritim, masak iya kita tidak sanggup mandiri untuk produksi tepung ikan,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sejumlah penyebab kenaikan harga telur diantaranya, adalah meningkatnya permintaan (demand) atau konsumsi telur di masyarakat. Konsumsi telur sudah meningkat ke level permintaan seperti sebelum pandemi Covid-19.

Persoalannya, di sisi lain, pasokan atau produksi telur, terutama di sentra-sentra produksi belum pulih setelah dihantam pandemi.

Pada September 2021 lalu, harga telur ayam sempat anjlok hingga menyentuh Rp 14.000 per kg, bahkan di Blitar yang merupakan sentra produsen telur mencapai Rp 13.000 per kg.

Baca Juga: Begini Cara Badan Pangan Nasional Menstabilkan Harga Telur Ayam

"Kondisi tersebut menyebabkan banyak peternak mandiri yang menutup usahanya karena mengalami kerugian besar. Saat ini belum semua peternak mandiri bangkit dan kembali memproduksi telur ayam. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan saat ini." jelas dia.

Penyebab lain kenaikan harga telur, menurut Amin disebabkan naiknya harga pakan yang mencapai 30%. Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga jagung di mana impor jagung RI masih cukup besar dan juga harga gandum akibat konflik Rusia vs Ukraina. Gandum merupakan campuran pakan ayam.

Oleh karena itu Amin mendorong pemerintah untuk memperbaiki tata niaga dan menstabilkan harga telur hingga kembali ke level normal.

“Telur bukan hanya penting bagi perbaikan gizi masyarakat, namun juga bagi kelangsungan usaha sejumlah pelaku UMKM. Jika terlambat dikendalikan, dikhawatirkan banyak UMKM yang berhenti beroperasi,” kata Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×