kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Anggota DPR dari fraksi PKS nilai pemerintah belum perlu revisi APBN 2020


Rabu, 26 Februari 2020 / 20:10 WIB
Anggota DPR dari fraksi PKS nilai pemerintah belum perlu revisi APBN 2020
ILUSTRASI. Warga berbelanja di gerai?Transmart di Jakarta, Senin (13/01).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menganggap bahwa pemerintah tidak perlu melakukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 meski perekonomian global dan domestik terancam oleh wabah virus corona.

Menurut Anggota DPR Komisi XI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati, hal ini disebabkan oleh perekonomian Indonesia yang tidak bertumpu pada kegiatan ekspor dan impor, tetapi lebih kepada perekonomian domestik.

Oleh karenanya, urgensi pemerintah saat ini adalah memperkuat perekonomian domestik, terutama dari sisi konsumsi daripada melakukan revisi APBN 2020.

Baca Juga: Pemerintah targetkan digitalisasi nozzle di SPBU tuntas Juni 2020

"Konsumsi merupakan pendorong terbesar perekonomian Indonesia. Tetapi selama ini pemerintah masih belum serius dalam mendorong konsumsi. Dengan adanya kondisi ini, makanya pemerintah harus bisa fokus dan bertumpu pada kekuatan domestik," kata Anis kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).

Anis pun menjabarkan ada beberapa hal yang membuat pemerintah harus merevisi APBN. Pertama, tenggat waktu proses pelaksanaan anggaran dan perencanaan anggaran yang sangat lama sehingga memungkinkan untuk tidak mengkover perubahan di tahun depannya.

Kedua, adanya perubahan metodologi pelaksana kegiatan, dan ketiga adanya perubahan kebijakan pemerintah seperti pemerintah memutuskan untuk menghemat anggaran, serta yang keempat saat periode berjalan ada keadaan tiba-tiba yang mengganggu perekonomian.

Baca Juga: Soroti kinerja, anggota Komisi VII DPR RI kritik eksistensi BPH Migas



TERBARU

[X]
×