kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggoro tiba di KPK dengan tangan terborgol


Kamis, 30 Januari 2014 / 22:55 WIB
Anggoro tiba di KPK dengan tangan terborgol
ILUSTRASI. Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tersangka kasus dugaan pemberian suap terkait proyek Sistem Komunikasi Radior Terpadu (SKRT) di Kementerian Kehutanan. Anggoro Widjojo akhirnya tiba di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (30/1) malam.

Anggoro tiba di Kantor KPK pukul 22.37 WIB dengan menggunakan mobil tahanan KPK. Anggoro pun tiba dengan tangan terborgol tampak mengenakan kemeja biru dilapisi jaket hitam.

Ketika Anggoro keluar dari mobil tahanan, terlihat juga penyidik KPK yang membawa dua koper biru, dua tas jinjing hitam, dan kantong plastik yang diduga di dalamnya berisi barang bukti. Anggoro kemudian masuk lobi KPK dengan digandeng brimob.

Seperti diberitakan, Anggoro tertangkap di China atas kerja sama KPK dengan Imgrasi Indonesia dan Kepolisian Zhenzhen, China, Rabu (29/1) sore. Buronan KPK dan Interpol tersebut dibawa kembali ke Indonesia melalui Guangzho pukul 16.00 waktu setempat, pada hari ini. Anggoro melarikan diri sejak tahun 2009 silam.

Anggoro tertangkap kepolisian Zhenzhen lantaran diketahui memalsukan dokumen. Anggoro kemudian dibawa oleh polisi Zhenzhen ke Guangzho yang kemudian dilakukan pemeriksaan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Imigrasi Indonesia.

Selama menjadi buronan, Anggoro Widjojo diketahui menggunakan identitas palsu. Namun, kakak kandung Anggodo Widjojo tetap menggunakan nama Indonesia. Anggoro juga sempat berpindah-pindah tempat saat buron. Sedikitnya, dia pernah berdomisili di Singapura, Hongkong, dan Zhenzhen.

Anggoro yang juga Direktur PT Masaro Radiokom tersebut diduga memberi suap kepada empat anggota Komisi IV DPR yang menangani sektor kehutanan yakni Azwar Chesputra, Al-Amin Nur Nasution, Hilman Indra, dan Fachri Andi Leluas terkait proyek Sistem Komunikasi Radior Terpadu (SKRT) di Kementerian Kehutanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×