kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Anggaran Tembus Rp 71 Triliun, Ini yang Perlu Diperhatikan Program Makan Siang


Selasa, 23 Juli 2024 / 13:57 WIB
Anggaran Tembus Rp 71 Triliun, Ini yang Perlu Diperhatikan Program Makan Siang
ILUSTRASI. Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyoroti program makan siang gratis atau makan bergizi yang bakal digagas oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka

Tauhid menjelaskan, anggaran yang telah disiapkan sebesar Rp 71 triliun untuk program makan siang gratis ini cukup besar, sehingga menandakan keseriusan pemerintah pada program tersebut

Namun, lanjut dia, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, pertama siapa saja sasaran dari program ini apakah sekolah negeri saja dan sekolah swasta yang perlu diberikan.

“Swasta yang sudah sangat mampu ini juga menjadi problem artinya kalau dia sudah sangat mampu bahkan makan siangnya jauh lebih tinggi daripada program ini maka harus dikecualikan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/7).

Baca Juga: Prabowo Pastikan Banyak Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

Kedua, kata Tauhid, bila dilihat dari besarnya anggaran tersebut maka yang diprioritaskan hanya anak paud atau anak SD karena mereka yang paling berkorelasi dengan program penurunan stunting.

“Kalau uangnya sangat terbatas, diberikan pada daerah yang tingkat stuntingnya masih tinggi atau tingkat kemiskinannya paling tinggi, sehingga mereka berhak mendapatkan ini lebih dulu dan lebih banyak ketimbang daerah lain,” terangnya.

Ketiga, model yang akan dijalankan untuk mengelola makanan ini apakah dikelola oleh dapur umum, pihak swasta, pihak sekolah atau melibatkan masyarakat setempat. Selain itu, perlu dipikirkan mengenai standarisasi gizi, bahan, alat, manajemen dan sebagainya.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Angkat Bicara Soal Anggaran Makan Gratis Rp 7.000

“Harus ada juru masaknya, ahli gizi, suplier yang konsisten, kan nggak mudah ini, begitu mulai running kan 24 jam, artinya hari kerja itu nggak berhenti, nggak mudah orang melakukan bisnis besar seperti ini di suatu daerah,” ungkap dia.

Asal tahu saja, pemerintahan Presiden Jokowi dan pemerintahan baru Prabowo-Gibran telah menyepakati anggaran untuk program makan bergizi gratis mencapai Rp 71 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×