CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.736   130,00   0,82%
  • IDX 7.293   -91,27   -1,24%
  • KOMPAS100 1.126   -12,16   -1,07%
  • LQ45 894   -7,65   -0,85%
  • ISSI 221   -3,14   -1,40%
  • IDX30 461   -2,79   -0,60%
  • IDXHIDIV20 558   -2,60   -0,46%
  • IDX80 129   -1,05   -0,81%
  • IDXV30 139   0,51   0,37%
  • IDXQ30 154   -0,74   -0,48%

Anggaran Subsidi dan Kompensasi Naik 21,75% menjadi Rp 525,6 Triliun


Minggu, 18 Agustus 2024 / 13:52 WIB
Anggaran Subsidi dan Kompensasi Naik 21,75% menjadi Rp 525,6 Triliun
ILUSTRASI. Warga antre membeli elpiji subsidi tiga kilogram saat operasi pasar di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (25/7/2024). Pemerintah akan membatasi dan memperketat penyaluran BBM subsidi untuk mengurangi beban defisit APBN dan berdasarkan data 2023 penyaluran gas elpiji mencapai 8,6 juta ton di mana 8,03 juta ton di antaranya merupakan elpiji subsidi atau elpiji tiga kg. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merencanakan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar Rp 525,6 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025. Jumlahnya tercatat meningkat 21,75% bila dibandingkan dengan anggaran subsidi dan kompensasi tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, anggaran subsidi dan kompensasi ini direalisasikan untuk menstabilisasi harga, menjaga daya beli, serta mendukung UMKM. 

Adapun bila dirinci, terdiri dari anggaran subsidi energi Rp 204,5 triliun, anggaran kompensasi energi Rp 189,8 triliun dan anggaran  subsidi non energi Rp 131,3 triliun.

Khusus untuk anggaran sektor energi, jika ditotal subsidi energi dan kompensasi tahun depan bisa mencapai Rp 394,3 triliun atau naik 17,8% dari anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun ini Rp 334,8 triliun.

Diluar kompensasi, rencananya subsidi energi ini akan disalurkan untuk jenis BBM tertentu Rp 26,7 triliun dan LPG tabung 3 kg Rp 87,6 triliun, dan subsidi listrik Rp 90,2 triliun.

Baca Juga: Anggaran Subsidi Energi Membengkak Jadi Rp 204,5 Triliun di RAPBN 2025

“Anggaran subsidi LPG 3 kg, solar, minyak tanah, subsidi listrik, ini terutama disalurkan  untuk rumah tangga miskin, dan rentan serta transisi energi akan dilakukan menggunakan anggaran ketahanan energi,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (16/7).

Kemudian subsidi non energi direncanakan mencapai Rp 131,3 triliun meningkat 35,5% dari tahun ini Rp 96,8 triliun. Rincian alokasi subsidi non energi mencapai Rp 104,5 triliun dan anggaran cadangannya Rp 26,8 triliun.

Dana cadangan subsidi non energi, alokasinya akan disalurkan melalui subsidi pupuk Rp 44,1 triliun, subsidi Public Service Obligation (PSO) atau penyediaan pelayanan umum sebesar Rp 7,96 triliun, subsidi bunga kredit program Rp 44,23 triliun, dan subsidi pajak DTP sebesar Rp 8,16 triliun.

“Kenaikan cukup tinggi pada subsidi non energi terutama untuk ketahanan pangan karena kita mengalokasikan hingga 9 juta ton pupuk subsidi. Kenaikan ini dari yang tadinya 6 hingga 7 juta ton. Ini perlu dijaga dari ketepatan sasarannya,” ungkapnya. 

Selanjutnya: Fokus Inovasi dan Energi Terbarukan, Pizza Hut Tak Ekspansi Gerai Tahun Ini

Menarik Dibaca: Daftar Bunga Deposito BTN, BNI, BRI & Mandiri, per Agustus 2024!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×