Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Target peningkatan ekspor dipertanyakan. Pasalnya, anggaran promosi dagang dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) dipangkas tahun ini. Tahun 2015 ini, Kemendag hanya menganggarkan dana sekitar Rp 58 miliar, atau turun sekitar 5% dari tahun lalu.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengatakan, jumlah anggaran ini dinilai tidak cukup ideal untuk menggenjot ekspor. Pada awalnya, pihaknya meminta agar anggaran untuk promosi dagang tahun ini dapat mencapai Rp 250 miliar.
Dengan anggaran yang telah disetujui tersebut seakan bertolak belakang dengan target Kemendag yang mematok peningkatan ekspor hingga 300% dalam lima tahun mendatang. "Dengan keterbatasan dana, kita harus bergerak. Sekarang ini Duta besar banyak membantu dalam kegiatan promosi dari produk," kata Nus, Rabu (25/2).
Dengan menurunnya anggaran promosi tersebut, tahun ini promosi perdagangan yang dilakukan oleh Ditjen PEN juga menyusut. Bila tahun lalu, pameran yang dilakukan Ditjen PEN mencapai 185 pameran, tahun ini hanya sekitar 161 pameran.
Dibandingkan dengan Malaysia, dana promosi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia masih jauh di bawah. Di negeri Jiran tersebut, dana yang dianggarkan untuk kegiatan promosi mencapai Rp 800 miliar.
Nuz sendiri mengatakan, target raihan dari kegiatan promosi pada tahun ini minimal sama dengan tahun lalu yang mencapai sekitar US$ 1,5 miliar. Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan antara lain pameran aktif, misi dagang dan misi pembelian.
Ari Satria Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen PEN Kemendag menambahkan, dengan berkurangnya kegiatan promosi tersebut, pihaknya akan lebih aktif dalam kegiatan misi dagang. "Kita menghitung cost and benefit, kita musti target yang kita capai," kata Ari.
Sekedar catatan, kegiatan misi dagang ini Kemendag akan memberikan fasilitas kepada calon buyer yang datang ke Indonesia dalam kegiatan perdagangannya. Namun syarat dari kegiatan misi perdagangan tersebut adalah nilai dari jumlah barang yang diperdagangkan berada di kisaran US$ 500.000-US$ 1 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News