kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Anggaran Capai Rp 4,7 Triliun, Cek Kesehatan Gratis Ditargetkan untuk 60 Juta Orang


Jumat, 03 Januari 2025 / 15:49 WIB
Anggaran Capai Rp 4,7 Triliun, Cek Kesehatan Gratis Ditargetkan untuk 60 Juta Orang
ILUSTRASI. Pemerintah menargetkan cek kesehatan gratis untuk 60 juta orang di tahun 2025


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,7 triliun pada tahun 2025 untuk program cek kesehatan gratis.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi mengatakan, program akan dimulai sekitar bulan Februari 2025 mendatang.

Caranya, masyarakat yang berulang tahun dapat mendatangi Puskesmas terdekat dengan membawa kartu tanda penduduk (KTP) untuk mendapatkan cek kesehatan gratis.

"Mereka yang masuk dalam penerima layanan dan berulang tahun di awal tahun 2025, berhak mendapat kado ulang tahun dari Presiden Prabowo. Datang ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat lainnya, tunjukkan kartu identitas. Dapatkan pemeriksaan kesehatan lengkap, secara gratis," ujar Dedek dalam keterangan pers, Jumat (3/1).

Adapun, program akan digelar secara bertahap mulai tahun 2025 dengan menargetkan 60 juta orang. Selama lima tahun ke depan, diharapkan 200 juta warga negara dapat terlayani program tersebut.

Dedek menambahkan bahwa program pemeriksaan kesehatan gratis ini tidak hanya meliputi penyakit kardiovaskuler, melainkan berbagai penyakit lain yang dikelompokkan berdasarkan kategori usia. 

Baca Juga: Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir 2024 Tembus Rp 71,5 Triliun

Pada usia balita akan dilakukan pemeriksaan kesehatan yang difokuskan pada deteksi penyakit bawaan lahir, seperti hipotiroid kongenital. 

Apabila terdeteksi, penyakit ini akan ditangani lebih awal, sehingga bisa mencegah risiko retardasi mental pada anak.

Bagi kelompok usia remaja, skrining kesehatan meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan gigi. Skrining ini difokuskan pada masalah kesehatan yang sering kali mulai berkembang di masa kanak-kanak dan remaja.

Sementara program skrining untuk usia dewasa difokuskan pada pemeriksaan kanker, seperti kanker payudara, leher rahim, paru, dan usus besar. 

Sedangkan skrining untuk lansia, selain difokuskan pada penyakit-penyakit kardiovaskuler, deteksi juga dilakukan untuk deteksi penyakit akibat proses menua.

"Upaya promotif, preventif, itu jauh lebih penting dibandingkan kuratif," terang Dedek.

Selanjutnya: Harga Telur, Kedelai, dan Gula di Papua Selatan Naik, Jumat (3/1)

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 3-5 Januari 2025, Daging Giling-Bawang Putih Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×