kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggaran Belanja Kementerian dan Lembaga Naik di 2023, Ini Kata Ekonom


Senin, 18 April 2022 / 18:36 WIB
Anggaran Belanja Kementerian dan Lembaga Naik di 2023, Ini Kata Ekonom
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kanan) meminpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/7/2020). Anggaran Belanja Kementerian dan Lembaga Naik di 2023, Ini Kata Ekonom.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah merencanakan pagu indikatif untuk anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) pada 2023 sebesar Rp 977,1 triliun. Nilai tersebut naik dari anggaran K/L pada tahun ini yang sebesar Rp 945,8 triliun.

Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman memperkirakan, dari naiknya belanja K/L tersebut, akan menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,05% dari besaran banchmark.

“Naiknya belanja K/L sebagai fiskal menunjukkan fiskal naik. Semakin naik fiskal maka pertumbuhan ekonomi naik, hal ini disebabkan dorongan dari stimulus ekonomi yang meningkat,” kata Rizal kepada Kontan.co.id, Senin (18/4).

Dia mengatakan, efektifitas naiknya pagu indikatif K/L memang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin positif. Namun dengan catatan, pemerintah bisa menimbang alokasi anggaran untuk K/L secara proporsional dan sesuai kebutuhan sektoral.

Baca Juga: Kadin Optimistis Proyek Infrastruktur Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Selain itu, pertimbangan anggaran untuk masing-masing K/L juga dinilai harus memprioritaskan anggaran kebutuhan sektor yang bisa berpengaruh kuat kepada ekonomi. Anggaran infrastruktur juga harus diarahkan agar bisa membangun iklim investasi dan ekosistem bisnis yang semakin optimal.

Kemudian, Rizal juga berharap, agar K/L bisa menghindari belanja yang sering mengalami keterlambatan dan berefek tidak langsung terhadap ekonomi, serta mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Sehingga, dengan begitu sinergitas kebijakan campuran antara policy fiskal dan juga moneter bisa terimplementasi dengan baik.

Baca Juga: Kementerian PUPR: Proyek Infrastruktur Jadi Pendorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Untuk itu, lanjutnya, upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan lebih memprioritaskan belanja untuk menjaga momen percepatan dan pemulihan ekonomi. Serta tidak hanya untuk konsumsi masyarakat saja, tetapi juga untuk investasi dan perdagangan.

“Selain itu juga menghindari belanja yang akan menghasilkan putaran ekonomi (multiflier effect) lambat, kecil, dan ketertinggalanya panjang,” imbuh Rizal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×