kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Andika dan Annisa tak beri jaminan berangkat umrah


Selasa, 05 Desember 2017 / 14:24 WIB
Andika dan Annisa tak beri jaminan berangkat umrah


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para jamaah PT First Anugerah Karya Wisata alias First Travel masih melihat belum adanya jaminan keberangkatan dari Andika Surachman dan Annisa Hasibuan selaku direksi perusahaan.

Salah satu perwakilan dari 850 jamaah First Travel Tuti mengatakan, kehadiran Andika dan Annisa tidak mampu menjelaskan perusahaan terkait jaminan keberangkatan para jamaah. Terlebih tidak adanya proposal perdamaian baru yang ditawarkan.

Sekadar tahu saja, keduanya hadir dalam rapat kreditur untuk turut memberikan penjelasan dalam rapat kreditur, Selasa (5/12). "Seperti perjanjian kerja sama (MoU) dengan vendor juga belum dimunculkan dan skema pemberangkatan yang belum jelas bagaimana prosesnya," ungkap Tuti usai rapat.

Tak hanya itu Tuti juga menyoroti opsi refund yang dinilai tidak adil jika dibandingkan dengan opsi keberangkatan umrah. Sekadar tahu saja, berdasarkan proposal perdamaian pada Oktober lalu, First Travel menawarkan penyelesaian utang dengan refund selama 24 bulan pasca masa pemulihan.

Itu pun pembayarannya akan dicicil mulai 20 bulan sebesar 10% dan 21-24 bulan sebesar 5% secara pro rata. "Mekanismenya sangat berat," tambah Tuti.

Menurutnya, jika perusahaan saat ini tidak mampu untuk memberangkatkan dengan biaya promo Rp 14,3 juta lebih baik dikembalikan saja dananya.

Tuti yang merupakan agen jamaah dari Jakarta Timur itu masih berharap adanya perbaikan proposal perdamaian dari First Travel.

"Kami tidak setuju dengan proposal perdamaian bukan berarti kami ingin pailit. Kami masih ingin kok berdamai. Semoga, ada perubahan proposal perdamaian yang lebih baik" tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×