Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Anas Urbaningrum mempersilakan orang lain menafsirkan halaman berikut yang disampaikan saat pidato pengunduran diri dari Partai Demokrat, diartikan sebagai 'buka-bukaan'.
Namun, ia meyakinkan, bila 'buka-bukaan' dari dirinya kelak adalah bagian dari upaya untuk mencari keadilan dan kebenaran terkait kasus yang menjeratnya. Dan 'buka-bukaan' dari dirinya itu bukanlah bertujuan untuk menyerang pihak luar.
"Kalau buka-bukaan itu atau menyampaikan informasi yang saya tahu dalam konteks saya mencari keadilan, itu adalah bagian dari proses yang harus ditempuh. Tapi, saya tidak punya tendensi untuk menyerang orang," kata Anas saat berkunjung di kantor Tribun, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
"Tapi, kalau yang saya sampaikan (nanti) itu bermakna penyerangan atau menyerempet, itu konteksnya dalam rangka saya mencari dan menemukan keadilan," tandasnya.
Menurut Anas, lembaran baru yang dimaksud dirinya di pidato itu adalah bentuk komitmen dan semangat pribadi setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang oleh KPK, yang diawali serangkaian peristiwa nonhukum, termasuk dari internal Partai Demokrat.
"Dan saya pahami (penetapan tersangka) itu punya kaitan erat dengan dinamika internal Demokrat. Pada saat itu Anas tidak mati, itu bukan tutup buku. Boleh ada yang menganggap itu tutup buku, tapi saya menganggap itu adalah buku baru. Dan buku baru itu saya mulai pada hari itu sebagai halaman pertama. Tentunya, berikutnya adalah halaman kedua, ketiga, dan seterusnya," papar Anas
Bagi Anas, lembaran berikut dari dirinya pun bisa ditafsirkan berbagai macam. "Kalau mau ditafsirkan PPI (ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia) sebagai halaman berikutnya, itu juga bisa," imbuhnya. (Abdul Qodir)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News