kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis asing mencurigai kebenaran data PDB Indonesia yang stabil di level 5%


Rabu, 06 November 2019 / 07:20 WIB
Analis asing mencurigai kebenaran data PDB Indonesia yang stabil di level 5%
Kepala BPS Suhariyanto dan jajaran BPS saat paparan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 di Jakarta, Selasa (5/11).


Sumber: Reuters,Bloomberg,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Trinh Nguyen, seorang ekonom dari Natixis SA di Hong Kong, juga mempertanyakan angka-angka tersebut dalam sebuah postingannya di Twitter.

"Saya tidak tahu bagaimana ekonomi dapat tumbuh pada tingkat yang sama untuk waktu yang lama. Tetapi Indonesia mengalami hal itu," katanya seperti yang dikutip Bloomberg. "Pengeluaran pemerintah lemah, investasi melambat,  dan impor juga mengalami pelemahan."

Baca Juga: PDB naik tipis, belanja pemerintah malah melambat

Sesuai estimasi

Kendati demikian, angka-angka resmi yang dirilis oleh BPS sejalan dengan estimasi survei Reuters. Mengutip Reuters, nilai tengah 17 analis memprediksi, PDB Indonesia pada kuartal III akan tumbuh 5,01% dalam basis year on year. 

"Meskipun data menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi telah stabil, namun data penjualan ritel bulanan dan sinyal kepercayaan konsumen yang melambat menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi swasta telah menurun," tulis ANZ dalam catatan kepada klien pada hari Jumat akhir pekan lalu. ANZ menggambarkan perkiraan pertumbuhan 5,02% sebagai pertumbuhan yang "lamban" .

Baca Juga: Ekonomi Indonesia melambat di kuartal III 2019, tim ekonomi harus bergerak cepat

ANZ menjelaskan, pada dua kuartal pertama tahun ini, tingkat konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah PDB Indonesia, didorong oleh pengeluaran terkait pemilu. Nah, kini, pengeluaran tersebut telah mengering di kuartal ketiga.

Sedangkan indikator konsumsi yang dapat dilihat dari penjualan sepeda motor dan mobil, masing-masing mengalami kontraksi 1,5% dan 10% pada kuartal Juli hingga September. Sementara penjualan ritel nyaris tidak naik. 

Estimasi serupa juga tampak dalam hasil survei Bloomberg yang menunjukkan nilai median PDB oleh sejumlah ekonom berada di level 5%.

Baca Juga: Genjot konsumsi, anggota DPR ini sarankan pemerintah naikkan batas PTKP pada 2020



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×