Sumber: Reuters,Bloomberg,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Trinh Nguyen, seorang ekonom dari Natixis SA di Hong Kong, juga mempertanyakan angka-angka tersebut dalam sebuah postingannya di Twitter.
"Saya tidak tahu bagaimana ekonomi dapat tumbuh pada tingkat yang sama untuk waktu yang lama. Tetapi Indonesia mengalami hal itu," katanya seperti yang dikutip Bloomberg. "Pengeluaran pemerintah lemah, investasi melambat, dan impor juga mengalami pelemahan."
As expected, Indonesia grew by 5% in Q3 19 - the same rate it has grown since 2013. Yep, true story. I don't know how an economy can grow at the same rate for so long but Indonesia has. Gov spending is weak & investment slowing & imports contracting HARDߑǰߏ». Where's the growth?߇ΰ߇© pic.twitter.com/tkXTh70EVc — Trinh Nguyen (@Trinhnomics) November 5, 2019
Baca Juga: PDB naik tipis, belanja pemerintah malah melambat
Sesuai estimasi
Kendati demikian, angka-angka resmi yang dirilis oleh BPS sejalan dengan estimasi survei Reuters. Mengutip Reuters, nilai tengah 17 analis memprediksi, PDB Indonesia pada kuartal III akan tumbuh 5,01% dalam basis year on year.
"Meskipun data menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi telah stabil, namun data penjualan ritel bulanan dan sinyal kepercayaan konsumen yang melambat menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi swasta telah menurun," tulis ANZ dalam catatan kepada klien pada hari Jumat akhir pekan lalu. ANZ menggambarkan perkiraan pertumbuhan 5,02% sebagai pertumbuhan yang "lamban" .
Baca Juga: Ekonomi Indonesia melambat di kuartal III 2019, tim ekonomi harus bergerak cepat
ANZ menjelaskan, pada dua kuartal pertama tahun ini, tingkat konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah PDB Indonesia, didorong oleh pengeluaran terkait pemilu. Nah, kini, pengeluaran tersebut telah mengering di kuartal ketiga.
Sedangkan indikator konsumsi yang dapat dilihat dari penjualan sepeda motor dan mobil, masing-masing mengalami kontraksi 1,5% dan 10% pada kuartal Juli hingga September. Sementara penjualan ritel nyaris tidak naik.
Estimasi serupa juga tampak dalam hasil survei Bloomberg yang menunjukkan nilai median PDB oleh sejumlah ekonom berada di level 5%.
Baca Juga: Genjot konsumsi, anggota DPR ini sarankan pemerintah naikkan batas PTKP pada 2020