Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan siap menginvestasikan dana senilai US$ 10 miliar atau Rp 144,56 triliun (kurs Rp 14.456 per dollar AS) pada sovereign wealth fund (SWF) yang dikelola Indonesia Invesment Authority (INA).
Kelak, investasi UEA akan menyasar sektor-sektor strategis di Indonesia, seperti infrastruktur, jalan, pelabuhan, pariwisata, pertanian hingga sektor lain yang menjanjikan dan bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Keberadaan Indonesia Investment Authority (INA) belum signifikan untuk jangka pendek
Seperti dikutip Emirates News Agency, Selasa (23/3), rencana investasi ini berdasarkan arahan Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
UEA dan Indonesia telah menjalin hubungan politik, ekonomi dan budaya cukup kuat. Hubungan diplomatik resmi kedua negara dimulai pada tahun 1976, dengan pembukaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Abu Dhabi pada 28 Oktober 1978. Adapun Kedutaan Besar UEA di Jakarta diresmikan pada tahun 1991, menyusul kunjungan bersejarah almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan ke Indonesia. pada tahun 1990.
Hubungan antara kedua negara telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir dengan peningkatan kunjungan timbal balik di tingkat kepemimpinan puncak dan pejabat senior, terutama kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo pada September 2015 ke UEA, dan kunjungan Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia pada Juli 2019.
Baca Juga: IPO dan SWF-INA menjadi opsi BUMN untuk meraih pendanaan
Kedua negara meneken beberapa kesepakatan dan kesepakatan kerja sama. Kedua pihak baru-baru ini menyelesaikan Pekan UEA-Indonesia 2021, di mana beberapa perjanjian kerja sama telah ditandatangani terkait dengan proyek pelabuhan, logistik, industri strategis dan pertahanan, energi, pariwisata, ekonomi kreatif, dan pertanian bakau.
Dalam hubungan perdagangan dan ekonomi, terjadi pertumbuhan yang luar biasa, dengan volume pertukaran perdagangan mencapai sekitar US$ 3,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News