kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Alami tremor, jauhi kawah Ratu Tangkubanparahu!


Jumat, 22 Februari 2013 / 15:28 WIB
ILUSTRASI. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Wotu di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BANDUNG. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar Kawah Ratu yang terletak di dalam Taman Wisata Alam Tangkubanparahu tidak didekati dalam radius 1,5 kilometer. Mereka mengkhawatirkan peningkatan aktivitas gas ataupun abu yang disemburkan dari kawah.

Rekomendasi itu diutarakan Kepala PVMBG Surono di Bandung, Jumat (22/2). Status Gunung Tangkubanparahu ditingkatkan menjadi Waspada pada Kamis (21/2) pukul 22.30 menyusul tremor berkepanjangan selama lima jam ditambah semburan abu dari kawah.

"Kapasitas kami adalah memberikan rekomendasi, bukan untuk melarang," ujar Surono.

Beruntung, rekomendasi itu ditanggapi langsung oleh pengelola TWA Tangkubanparahu, PT Graha Rani Putra Persada (PT GRPP). Direktur PT GRPP Putra Kaban menyatakan siap mematuhi rekomendasi PVMBG.

"Kepentingan kami adalah menghindari jatuhnya korban jiwa dari wisatawan maupun pedagang," kata Putra Kaban.

Dia memastikan bakal terus memantau kondisi Gunung Tangkubanparahu dan PT GRPP akan langsung membuka kembali begitu statusnya diturunkan.

Berdasarkan data pengelola, setiap akhir pekan setidaknya ada 4.000 orang yang berkunjung ke sana. (Didit Putra Erlangga Rahardjo/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×