kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akhirnya, RCEP bakal ditandatangani 15 November nanti


Selasa, 10 November 2020 / 16:38 WIB
Akhirnya, RCEP bakal ditandatangani 15 November nanti
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Regional (RCEP) akan ditandatangani 15 November mendatang. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia itu akan berdampak penting bagi Indonesia.

"15 November akan ditandatangani mega FTA RCEP, perjanjian ini penting dan berpeluang meningkatkan pertambahan ekspor," ujar Agus saat membuka pameran perdagangan Indonesia (TEI) ke-35, Selasa (10/11).

Asal tahu saja, RCEP memiliki cakupan pasar yang luas. Negara yang tergabung dalam RCEP adalah 10 negara anggota ASEAN plus 5 mitra dagang yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Baca Juga: RCEP diharapkan jadi momentum menggerakkan ekonomi di tengah pandemi

Sebelumnya, India juga bergabung dalam perjanjian dagang besar ini. Namun, belakangan India memutuskam mundur dari perundingan.

Ditandatanganinya RCEP akan menambah kerja sama perdagangan yang telah dilakukan Indonesia. Sebelumnya, Indonesia baru saja meresmikan implementasi Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA) pada Juli 2020 lalu.

"Indonesia juga telah resmi menerima perpanjangan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) dari Amerika Serikat (AS)," terang Agus.

Ke depan, Indonesia akan menggenjot kerja sama dengan negara non tradisional. Hal itu untuk memperluas potensi pasar ekspor Indonesia.

Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) saat ini, Agus bilang, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 13,51 miliar pada periode Januari hingga September 2020. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada periode tersebut Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 117,9 miliar.

Angka tersebut terhitung turun sebesar 5,81% dibandingkan periode sama pada tahun 2019 lalu. Hingga akhir tahun, Agus memasang target nilai ekspor sebesar US$ 130 miliar.

Selanjutnya: Menteri ekonomi ASEAN gelar pertemuan, ini yang dibahas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×