kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Akan Optimalkan Belanja Negara yang Lambat, Menkeu Purbaya Mengaku Ahli Fiskal


Senin, 08 September 2025 / 19:36 WIB
Diperbarui Senin, 08 September 2025 / 20:11 WIB
Akan Optimalkan Belanja Negara yang Lambat, Menkeu Purbaya Mengaku Ahli Fiskal
ILUSTRASI. Purbaya Yudhi Sadewa saat dilantik menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta (8/9/2025).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Realisasi belanja negara yang masih lambat menjadi fokus Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa. Ia menjanjikan akan mempercepat belanja agar perekonomian bisa terungkit.

Sebagaimana diketahui, Purbaya resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan pada Senin (8/9/2025) oleh Presiden Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

Purbaya berjanji pasca ia menjabat menjadi Menteri Keuangan, kondisi fiskal akan sehat, dengan mengoptimalkan realisasi belanja negara.

“Saya buat fiskalnya sehat, tapi kalau enggak dibelanjain juga ekonominya enggak jalan, runtuh juga nanti ekonominya. Jadi fiskalnya sehat, tapi kita pastikan tidak mengganggu sistem keuangan dan belanjanya bisa optimal. Ini kan sekarang agak lambat ya (realisasi belanja negara)?,” tutur Purbaya dalam sambutannya di Kementerian Keuangan, Senin (8/9/2025).

Baca Juga: Dilantik Jadi Menkeu, Purbaya Diminta Percepat Pertumbuhan Ekonomi 8%

Purbaya mengakui, dalam dua kuartal terakhir atau hingga semester I 2025 realisasi belanja masih lambat. Sebagaimana diketahui, realisasi belanja negara hingga semester I-2025 baru mencapai Rp 1.406 triliun atau 38,8% dari pagu anggaran yang sebesar Rp 3.621,3 triliun.

Selain itu, dorongan belanja pemerintah ke pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II tercatat kontraksi, masing-masing kontraksi 0,08% dan 0,02%.

“Itu tidak tahu salahnya di mana, efisiensi apa bukan, tapi yang jelas itu memberi dampak negatif ke perekonomian karena pertumbuhannya lambat dari situ. Saya ahli fiskal, jadi saya mengerti betul fiskal yang produktif seperti apa,” kata Purbaya.

Ia menambahkan, Presiden Prabowo berpesan agar membalik arah ekonomi dan menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat. Hal itu akan menjadi fokus pekerjaan ke depan.

Selain itu, dirinya akan melihat kondisi keuangan dan instrumen apa saja yang masih bisa dioptimalkan agar perekonomian dapat berjalan lebih cepat.

“Itu yang akan kita kerjakan ke depan, saya akan melihat di keuangan ada apa, instrumen apa yang masih bisa kita optimalkan, disitu akan kita maksimalkan supaya ekonominya jalan lebih cepat,” tandasnya.

Baca Juga: Soal Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Purbaya: Kita Bergerak ke Arah Sana

Selanjutnya: Ekspor Kelapa Bulat Melonjak, Industri Olahan Kekurangan Bahan Baku

Menarik Dibaca: Ini 5 Ciri Peluang Usaha Menjanjikan yang Bisa Bertahan Lama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×