Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia butuh 9 juta tenaga kerja untuk mendorong percepatan digitalisasi.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang juga memimpin Indonesia menjadi salah satu negara yang menginisiasi revolusi industri 4.0.
Dia mengatakan, upaya memanfaatkan kondisi perekonomian nasional yang membaik saat ini dan ditambah dengan keuntungan memiliki bonus demografi yang diperkirakan terjadi hingga 2035, salah satu yang dapat dilakukan yakni dengan mengakselerasi ekonomi digital.
Baca Juga: Tak Berhenti di G20, Erick Tohir siap Tingkatkan Kolaborasi Berkelanjutan dengan PNM
Dengan nilai ekonomi digital di kawasan ASEAN yang diproyeksikan mencapai US$ 330 miliar pada tahun 2025, Indonesia harus ikut mengambil peluang termasuk dengan mempersiapkan sumber daya manusia.
“Kita butuh 9 juta tenaga kerja dalam 15 tahun atau kita harus melahirkan 600.000 tenaga kerja setiap tahun. Inilah tugas Kadin, akselerasi pendidikan agar digitalisasi yang sebagian besar tergantung SDM seluruhnya bisa dipersiapkan oleh anak-anak muda kita,” tutur Airlangga dalam dalam acara Penutupan Rapat Pimpinan Nasional Kadin 2022, Jumat (2/12).
Menurutnya, upaya penyiapan talenta digital yang didorong melalui investasi di bidang pendidikan saat ini telah dimulai dengan kehadiran Apple Academy di Indonesia. Selain itu, IBM juga telah berencana untuk mendirikan Hybrid Cloud Academy di Batam.
Di sisi lain, pembangunan data center yang merupakan infrastruktur digital yang paling penting dalam jangka pendek, juga tengah dilakukan di KEK Nongsa Digital Park dan diharapkan dapat menjadi game changer.
“Kemudian tentu salah satu dari digitalisasi adalah payment system. ASEAN sedang bicara payment system. Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam dengan QR Code yang diharapkan bisa dipakai di semua negara. Ini penting karena mengurangi kebutuhan terhadap dollar, jadi penguatan sistem. Ini menjadi penting agar ekosistem keuangan kita kuat,” jelasnya.
Baca Juga: BI Ramal Transaksi Perbankan Digital di Tahun 2023 Capai Rp 67.000 Triliun
Selain menyampaikan beberapa hal lainnya terkait dengan ekosistem industri otomotif, renewable energy berbasis hidrogen, transisi energi, dan circular economy, Airlangga menjelaskan program Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga untuk mendukung UMKM melalui penyediaan Kredit Usaha Rakyat.
Dukungan pembiayaan tersebut juga disediakan Pemerintah bagi sektor pertanian yang telah terbukti resilien dan menyerap banyak tenaga kerja selama pandemi.
“Semoga UMKM kita melalui Kadin bisa tumbuh dan berkembang, paling penting adalah UMKM naik kelas jangan UMKM kelasnya disitu saja. Ini yang menjadi tantangan,” pungkas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News