kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,76   1,33   0.15%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Airlangga Hartarto optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia tahun depan


Sabtu, 21 Desember 2019 / 07:00 WIB
Airlangga Hartarto optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia tahun depan


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto cukup optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia di tahun 2020. Untuk menghadapi tantangan global dan domestik yang beragam, pemerintah setidaknya telah rancang sejumlah strategi utama. 

Tiga strategi utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai target yakni 5,3% di tahun depan meliputi,  penguatan neraca perdagangan, penguatan permintaan domestik, serta transformasi struktural. 

Baca Juga: Pembahasan klaster ketenagakerjaan untuk omnibus law belum menemukan titik terang

“Selain merawat fundamental ekonomi agar tetap sehat, pemerintah juga akan menjaga sentimen. Dasar ekonomi adalah dua hal itu,” ujar Airlangga dalam  Media Gathering: Refleksi Ekonomi 2019, Outlook 2020 dan Strategi Kebijakan, Jumat (20/12). 

Untuk penguatan neraca perdagangan, Airlangga mengatakan, pemerintah fokus pada peningkatan ekspor melalui pengembangan hortikultura berorientasi ekspor dan percepatan perundingan internasional. 

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen mengurangi ketergantungan impor melalui sinergi BUMN dalam percepatan mandatori B30, restrukturisasi TPI/TPPI, dan pengembangan usaha gasifikasi batubara.

Baca Juga: Menkeu lantik Komite Pengawas Perpajakan, ada Mardiasmo dan Robert Pakpahan

Sementara dari sisi penguatan permintaan domestik, pemerintah berupaya meningkatkan konsumsi masyarakat melalui kebijakan KUR, penerapan Kartu Prakerja, dan kemudahan Sertifikasi Halal untuk UMK. Dari sisi konsumsi pemerintah, peningkatan akan dilakukan dengan percepatan dan perluasan digitalisasi transaksi daerah. 

“Dan  yang terpenting adalah peningkatan investasi. Kita akan kejar dengan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja; perbaikan ekosistem ketenagakerjaan; percepatan penyelesaian dan penetapan RTRW dan RDTR Kabupaten/Kota; serta percepatan pelaksanaan pengadaan tanah,” lanjut Airlangga. 

Adapun,  transformasi struktural dilakukan melalui revitalisasi industri pengolahan, transformasi sektor jasa, transformasi pertanian, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, dan hilirisasi pertambangan. 

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri optimistis ekonomi Indonesia tahun 2020 lebih positif

Untuk mewujudkan transformasi struktural, Airlangga mengatakan, ada sejumlah program prioritas atau yang disebutnya sebagai  Quick Wins yang telah ditetapkan. 

"Program Quick Wins terkait ini antara lain pengembangan litbang industri farmasi, pengembangan usaha dan riset green energy serta katalis, kemitraan pertanian berbasis teknologi, pengembangan asuransi pertanian, pengembangan kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjung Pinang,” tutur Airlangga. 

Tantangan perekonomian di tahun 2020, menurut Airlangga, memang masih besar. Di sisi internal misalnya, Indonesia masih menghadapi kondisi defisit transaksi berjalan, ketergantungan impor bahan baku, daya saing rendah, isu ketenagakerjaan, dan kesiapan menghadapi industri 4.0. 

Baca Juga: Sebanyak 608 produk UKM dieskpor perdana ke China melalui PLB-e-commerce

Sementara, tantangan di sisi eksternal diperkirakan masih berasal dari  kebijakan moneter AS, perang dagang AS-China, isu Brexit, fluktuasi harga komoditas, dan kebijakan proteksionisme.

“Namun tantangan ini juga harus dilihat sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Prospek atas perbaikan ekonomi global di 2020 yang dikeluarkan oleh IMF maupun World Bank bisa memberikan peluang bagi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Airlangga. 

Melihat tantangan dan peluang yang dihadapi tersebut, perekonomian Indonesia tahun 2020 diyakininya mampu tumbuh 5,3%, sejalan dengan stabilisasi perekonomian global dan implementasi kebijakan untuk penguatan perekonomian Indonesia. 

Baca Juga: Restitusi pajak membesar, penerimaan pajak melorot

“Konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama pertumbuhan sisi pengeluaran, inflasi 2020 diproyeksikan tetap terkendali, sektor eksternal masih dipengaruhi ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi harga komoditas,” lanjutnya. 

Dari sisi fiskal, untuk menjaga keberlanjutan APBN, Airlangga menilai diperlukan beberapa kebijakan yang mampu menekan laju inflasi. “Perlu extra effort dari berbagai pihak untuk mencapai realisasi inflasi terjaga sesuai target,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×