Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama telah menetapkan sikap terkait orang yang akan dipilihnya sebagai wakil gubernur. Dia telah mengajukan dua calonnya ke PDI Perjuangan. Kini, dia menyerahkan pilihannya kepada partai Megawati Soekarnoputri itu.
Ahok mengaku telah menempatkan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat sebagai opsi pertama, sedangkan mantan Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani di opsi kedua.
Menurut Ahok, ia akan langsung memilih Djarot bila PDI-P berkenan untuk memberikan persetujuan. Namun, bila ternyata PDI-P memilih kadernya yang lain, dalam hal ini Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin, Ahok akan lebih memilih Yani (sapaan Sarwo Handayani).
"Sekarang tergantung PDI Perjuangan mau mencalonkan siapa. Saya sudah punya calon sendiri. Kalau PDI-P mencalonkan Pak Boy, saya lebih pilih Bu Yani yang lebih berpengalaman. Tapi, kalau Pak Djarot yang diizinkan oleh PDI Perjuangan, saya akan pilih Pak Djarot," kata dia, di Balaikota Jakarta, Senin (1/12).
Ahok berujar bahwa dalam memilih wakil, ia menggunakan teori mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln. Teori tersebut berbunyi, "Kalau kamu mau menguji karakter sejati seseorang, beri dia kekuasaan".
Menurut Ahok, konteks kekuasaan dalam teori tersebut adalah jabatan di lingkungan eksekutif. Berdasarkan kriteria tersebut, Djarot merupakan orang yang paling memenuhi kriteria karena pernah selama 10 tahun menjabat sebagai Wali Kota Blitar.
"Kalau orang tidak pernah berkuasa, kita tidak tahu karakternya. Nah, Pak Djarot ini pernah sepuluh tahun jadi Wali Kota Blitar. Dia juga pernah mendapatkan penghargaan wali kota terbaik versi majalah Tempo. Dia juga yang pertama kali mencanangkan bedah rumah," kata Ahok.
"Gayanya juga soft. Saya kenal beliau sejak tahun 2006 waktu saya masih jadi bupati. Saya jadi Bupati Belitung Timur, beliau Wali Kota Blitar," kata dia. (Alsadad Rudi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News