kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ahok heran, anggaran scanning file Rp 350 juta


Kamis, 22 November 2012 / 11:24 WIB
Ahok heran, anggaran scanning file Rp 350 juta
ILUSTRASI. Tumis Ikan Asin Jambal adalah salah satu menu masakan Sunda yang paling lezat jika dihidangkan bersama nasi hangat & sambal. (dok/Dapur Kobe)


Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can

JAKARTA. Masih dalam rapat anggaran dengan Dinas PU DKI Jakarta, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama terheran-heran. Untuk scanning filesaja, anggarannya mencapai Rp 350 juta.

Dalam pengajuan anggaran, Dinas PU mencantumkan harga Rp 350 juta untuk scanning and filing electronic 2.450 lembar dokumen. Namun anggaran tersebut belum termasuk manage service aplikasi online. "Kenapa kasih orang lain? Scanning kasih orang kita juga aja, Pak. Arsip elektronik Rp 350 juta. Bisa pakai orang dalam saja," kata Basuki sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Hal ini terungkap dalam rapat Basuki dengan Dinas PU DKI yang dimuat di Youtube dengan judul "20 Nov 2012 Wagub Bpk Basuki T. Purnama menerima paparan Dinas Pekerjaan Umum part 1/3". Namun jajaran Dinas PU beralasan mereka tidak memiliki scanner. Hal ini menambah keheranan Basuki.

Kantor sebesar Dinas PU tidak memiliki scanner yang biasanya sudah satu paket dengan printer, telepon dan fax. "Belum punya? Masak canggih-canggih belum punya. Beli printer sudah ada scan," ujarnya.

Menurut Ahok, penyimpanan file bisa dilakukan oleh gmail, murah dan gratis. Scanning pun bisa dilakukan oleh pegawai Dinas PU sendiri yang berjumlah sekitar 1.600 orang. "Untuk scanning 2.450 lembar, satu orang 10 lembar aja per hari bisa 1.000 lembar," cetusnya.

Harga Rp 350 juta, menurut Ahok, memang termasuk kecil untuk APBD DKI Jakarta yang mencapai triliunan rupiah. Namun dana tersebut bisa digunakan untuk hal lainnya yang bisa bermanfaat untuk masyarakat miskin. "Kecil memang untuk uang kita. Untuk orang miskin, kerja 10 tahun pun tidak punya uang ini, Pak. Dia gaji 2,5 juta per bulan, 10 tahun baru Rp 300 juta," ujarnya.

Kemudian, jajaran Dinas PU sepakat untuk membeli saja alat scanning yang bisa untuk kerta ukuran A-3 seharga Rp 175 juta, dan menghapus proyek tersebut. "Kemahalan A3 Rp 175 juta. Saya yakin kalau saya ke kantor bapak, pasti punya printer yang besar itu. Masak enggan punya. Ini bisa langsung beli kan, enggak usah lelang," katanya lagi.

"Satu unit scanner. Kesannya hebat, pembangunan untuk pengarsipan. Tulis saja pembelian scanner, pengadaaan scanner untuk arsip," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×