kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agar Pengadaan CBP Tercapai, Perpadi: Tugaskan Bulog untuk Gaet Penggilingan Kecil


Kamis, 23 Februari 2023 / 20:39 WIB
Agar Pengadaan CBP Tercapai, Perpadi: Tugaskan Bulog untuk Gaet Penggilingan Kecil
ILUSTRASI. Perpadi mengusulkan agar Badan Pangan Nasional tugaskan Perum Bulog untuk gandeng penggilingan kecil dalam pengadaan CBP. (Kontan/Lidya Yuniartha)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengusulkan agar Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menugaskan Perum Bulog untuk menggandeng penggilingan kecil dalam pengadaan untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

Dimana tahun ini Perum Bulog mendapatkan penugasan sebesar 2,4 juta ton beras sebagai CBP. Sutarto mengatakan, para penggilingan kecil anggota Perpadi siap untuk membantu Bulog memenuhi penugasan tersebut.

"Justru yang kecil, karena ini kan banyak dan saat panen raya dia bisa menjadi gerakan penguasaan gabah petani di sekitarnya, sehingga dia bisa mensuplai untuk Bulog," kata Tarto dihubungi Kontan.co.id, Kamis (23/2).

Baca Juga: Bertemu HKTI, Badan Pangan Pastikan Harga Batas Atas Pembelian Gabah Lindungi Petani

Untuk mengatasi persoalan kualitas dari gabah/beras yang didapatkan penggilingan kecil, Bulog dapat memanfaatkan pabrik yang dimiliki untuk memperbaiki kualitas.

Ia menegaskan, jika Bulog ingin mempercepat pemenuhan target dari penugasan saat panen raya ialah dengan menggandeng penggilingan kecil.

"Kalau bicaranya kualitas untuk apa dia punya pabrik? Bulog kan punya pabrik, nah kualitasnya bisa diperbaiki melalui pabrik itu. Kecuali kalau untuk kadar air itu harus menjadi persyaratan penting. Tapi kalau misal masalah broken, kemudian sosoh itu bisa diperbaiki," imbuh Sutarto.

Meski demikian, percepatan pengadaan juga tetap bergantung pada bagaimana produksi nantinya. Namun, melalui penggilingan kecil, Bulog akan terbantu dalam percepatan pencapaian target.

Sutarto mengatakan, jika hanya mengandalkan mitra penggilingan besar saja kemungkinan akan sulit. Pasalnya para penggilingan besar tentu akan mengutamakan pemenuhan pasarnya masing-masing.

"Untuk mencapai itu lebih mudah bila dengan penggilingan kecil, dibanding dengan dia hanya mengandalkan yang besar-besar saja, yang besar itu sudah punya pasar dan pasti mereka akan mengutamakan pasarnya mereka sendiri," ujarnya.

Sutarto menuturkan, saat ini di daerah-daerah sudah mulai terlihat panen. Dimana dalam seminggu ini hampir setiap hari harga gabah turun antara Rp 100 sampai Rp 200. Harga gabah yang di panen saat ini sudah mencapai angka Rp 5.000 per kilogram, bahkan di tingkat petani ada yang sudah mencapai Rp4.800 per kilogram.

Baca Juga: Badan Pangan Naikkan Harga Gabah dan Beras Jelang Panen Raya

"Tapi sekarang gabah yang panen sekarang itu turun harga gabah, sekarang itu sudah mulai sekitar Rp5.000 per kg, kalau di tingkat petani malah sudah ada Rp 4.800 per kg. Ini dari sebelumnya Rp 6.000 bahkan ada yang lebih dari Rp 6.000," ungkapnya.

Namun, belum turunnya harga beras di pasaran saat ini Sutarto menjelaskan lantaran beras tersebut ialah hasil dari gabah yang dibeli dengan harga Rp 6.000 pada musim gadu lalu. Artinya beras di pasaran saat masih mahal karena stok dari panen gadu, bukan stok panen yang saat ini mulai terjadi.

"Beras di pasar harga belum turun karena itu adalah hasil giling dari yang harga kemarin yang Rp6.000 lalu Rp6.000 lebih. Jadi belum habis,n tapi ini mulai ada pasokan baru kan pedagang eggak mau rugi," katanya.

Namun dengan mulai masuknya panen, kemungkinan minggu depan harga beras di pasaran akan mulai turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×